TANJUNG SELOR – Terjadinya longsor di area perusahaan tambang batu bara milik Pipit Mutiara Jaya (PMJ) di Kabupaten Tana Tidung (KTT), saat ini dilidik Polres Bulungan.
Apabila mengacu pada Undang-Undang ketenagakerjaaan, maka musibah longsor terindikasi merupakan kecelakaan kerja. Apalagi, saat longsor terjadi menyebabkan 6 korban. Dengan 4 pekerja yang berhasil dibawa ke rumah sakit. Satu pekerja meninggal dunia, dan satu pekerja masih dalam pencarian.
“Kita telah lakukan pemeriksaan di tempat kejadian. Dari kejadian itu empat pekerja selamat, sementara satu pekerja meninggal dunia, satunya lagi masih proses pencarian,” terang Kapolres Bulungan AKBP Ronaldo Maradona TPP Siregar saat ditemui, Senin (4/4).
Dalam pemeriksaan juga belum ada kesimpulan. Longsor yang terjadi masuk tahap pelanggaran administratif atau ditemukan pelanggaran pidana. Mengingat adanya korban jiwa dari musibah tersebut di area pertambangan. Polres Bulungan telah memeriksa beberapa saksi untuk dimintai keterangan. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, saat terjadi longsor cuaca sedang cerah.
Terhadap satu pekerja yang masih dalam pencarian, hingga saat ini belum ada perkembangan ditemukan. Terkait dugaan tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) pihak perusahaan, yang mengakibatkan terjadinya longsor itu. Kapolres mengatakan hal itu masih perlu diselidiki. Karena dalam proses penyelidikan ini, polisi tidak menggunakan dugaan. Tetapi fakta yang terjadi di lapangan.
Jika ditemukan unsur kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa, maka akan ditindak pidana. Sengaja atau lalai, untuk membuktikan tersebut belum cukup dengan pemeriksaan awal. “Kita akan menanyakan lagi pada ahli yang kompeten. Jika unsur kelalaian akan terus kami gali keterangan, untuk bisa disimpulkan secara utuh,” ungkapnya. (*/mts/uno)
