TARAKAN - Harga tiket pesawat sempat dikeluhkan masyarakat, membuat DPRD Kaltara memanggil pihak maskapai penerbangan di Bandara Juwata Tarakan, Kamis (21/4).
Di salah satu aplikasi penjualan tiket online menyertakan harga tiket Tarakan-Surabaya diharga berkisar Rp 9.551.000 pada Jumat (22/4). Harga di hari lainnya, hingga 30 April masih berkisar di angka yang sama. Sedangkan pada 1 Mei harga turun menjadi Rp 6.382.000.
Airport Manager Lion Air Tarakan Muhammad Arief yang hadir dalam pertemuan mengatakan, tiket tujuan Surabaya untuk kelas ekonomi memang sudah habis hingga 1 Mei. Kasus serupa sebenarnya sudah terjadi setiap tahun, sudah banyak masyarakat yang memesan tiket kelas ekonomi lebih awal. Sehingga menyisakan tiket bisnis dengan harga tinggi di jelang hari besar, seperti Idul Fitri.
“Harga Rp 9 juta itu kelas bisnis, bukan ekonomi. Jadi kalau ada yang sampaikan ini cari untung, saya pikir tidak. Oroitas bandara sudah melakukan kunjungan ke kami dan tidak benar adanya. Kami sudah sesuai Peraturan Menteri (Perhubungan) yang ditetapkan maupun aturan lain yang ditetapkan pemerintah, terkait harga tiket,” tuturnya.
Anggota Komisi I DPRD Kaltara Norhayati Andris mengatakan, pihaknya menindaklanjuti keluhan masyarakat. Ia pun menyarankan agar pihak Lion Air menyediakan lagi estimasi atau ekstra flight. Sehingga masyarakat mendapatkan tiket promo dengan harga lebih murah. “Kami sarankan untuk tambah lagi, supaya menekan harga tidak terlalu melonjak,” pesannya.
Tingginya harga tiket pesawat ini, tidak hanya tujuan Surabaya. Melainkan ke sejumlah tujuan lainnya. Seperti Balikpapan yang bisa mencapai Rp 2 juta. Tujuan rapat ini bisa menjadi perhatian pihak maskapai penerbangan maupun bandara, agar membuka akses transportasi yang nyaman.
Ia menyayangkan pesawat yang masuk ke Tarakan dari Lion Air masih dengan jenis pesawat ATR. Sementara, aktivitas penumpang yang menggunakan jasa Bandara Juwata Tarakan sangat tinggi. Ia akan berupaya dan memperjuangkan beberapa maskapai penerbangan lain untuk masuk, sehingga ada persaingan.
“Jangan ATR lah, kalau bisa kembali seperti dulu menggunakan Boeing. Kalau ATR ini lebih kecil dan lambat. Kami minta percepat dalam beberapa hari ini, Lion Air harus menyediakan extra flight supaya akomodir penumpang yang mau mudik, tetapi terjangkau,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bandara Juwata Tarakan Agus Priyanto mengatakan pertemuan bersama Lion Air menindaklanjuti surat dari DPRD Kaltara yang mempertanyakan harga tiket. Komisi I dan Komisi III DPRD Kaltara, kata dia, menanyakan langsung terkait ini kepada pihak Lion Air.
“Menurut regulasi yang ada di Kementrian Perhubungan, pengawasannya di bawah Otoritas Bandara Wilayah VII Balikpapan. Kalau kami hanya operator. Menurut Undang-Undang, yang diatur hanya tarif ekonomi. Kalau tiket bisnis, tidak ada Undang-Undang yang mewajibkan kami mengatur, diserahkan kepada Airlines dan konsumen. Tidak ada ambang batas bawah dan atas,” ujarnya.
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 yang baru terbit 18 April lalu. Berkaitan tuslah atau tambahan pembayaran, salah satunya yang menjadi pemicu, karena ada kenaikan pajak dari 10 persen menjadi 11 persen. Ada juga kenaikan harga Avtur, karena naiknya harga minyak dunia.
“Airlines bisa menaikkan harga hingga 20 persen untuk pesawat baling-baling dan pesawat dengan mesin jet 10 persen,” tuturnya.
Harga tiket Rp 9 juta ini, kata Agus, karena tujuan Surabaya harus transit dan tidak ada derek. Harga tiket di Traveloka, disebutnya karena ada pergantian pesawat Batik Air yang memiliki kelas bisnis. Terlebih jika waktu keberangkatan dengan durasi lebih dari 3 jam, maka harga tiket lebih tinggi.
“Karena bukan ekonomi yang dijual, berarti tidak melanggar ketentuan. Saya akan backup Airlines terhadap pengoperasian bandara. Kalau minta diperpanjang, kami sesuaikan. Jam operasi kami dari jam 06.00 Wita hingga 20.00 Wita,” ungkapnya.
