TARAKAN - Peningkatan arus penumpang yang menggunakan kapal PT Pelni sudah terlihat sejak pekan lalu.
Untuk menghindari penyebaran Covid-19, Pelni juga mengurangi aktivitas bersentuhan langsung. Dengan memberlakukan pembayaran tiket secara digital. Kepala PT Pelni Cabang Tarakan Asmar Joni mengatakan, fasilitas pembayaran secara digital ini dinilai memudahkan calon penumpang. Tidak menggunakan uang cash dan memanfaatkan kartu debit dan kartu kredit, sehingga terhindar dari calo.
“Harganya juga sudah sesuai dengan PT Pelni Pusat. Tak ada penambahan harga dan lebih memudahkan penumpang. Kan kalau lewat calo tetap menggunakan KTP dan kartu keluarga penumpang, dengan harga kami tidak tahu berapa,” jelasnya, Senin (25/4).
Pihaknya sudah menyampaikan larangan menggunakan calo, melalui sosialisasi dan mengarahkan pembelian tiket langsung ke kantor Pelni atau website serta agen resmi. Sehingga, calon penumpang tidak diberikan janji. Namun malah kehabisan tiket dan jadi rugi sendiri.
Biasanya, meski calo membawa data penumpang. Petugas sudah mengetahui calo ini bukan penumpang atau keluarga penumpang yang akan berangkat. Melainkan buruh pelabuhan yang biasa mangkal di Pelabuhan Malundung.
“Kami tak membuka peluang untuk calo. Kalau penumpang datang beli tiket, ada potensi calo, tidak kami layani. Jadi, hanya prioritaskan penumpang yang benar-benar akan berangkat,” ujarnya.
Asmar mengungkapkan, tiket sudah lama habis terjual dan belum ada penambahan tiket. Terlebih lagi pemerintah membatasi jumlah penumpang, sehingga tiket dijual hanya sesuai kapasitas. Masalah tiket ini terungkap, saat kapal Sabuk Nusantara 116 tiba. Malah banyak penumpang yang tidak terangkut karena tidak ada tiket.
Sehingga mendatangi kantor Pelni untuk membeli tiket. Sementara, tiket untuk Kapal Perintis Sabuk Nusantara dari Pelni, hanya bisa mengangkut 300 penumpang. “Kalau aturannya sudah tak boleh lagi menjual tiket. Karena sesuai kapasitas, ya kami tidak jual tiket,” tuturnya.
Solusi mengatasi hal tersebut, pemerintah daerah bisa bersurat ke otoritas yang memberikan izin. Untuk bisa meminta menambah dispensasi. Selanjutnya dispensasi dari otoritas ini, maka bisa ajukan reservasi dibuka kembali dengan mengacu kapasitas dan keselamatan penumpang.
Ramainya jumlah penumpang di kantor Pelni, merupakan calon penumpang kapal perintis yang tidak mendapatkan tiket. Untuk keberangkatan 27 April dengan tujuan Toli-Toli. Pihaknya sudah menyampaikan, membeli tiket tujuan Pantoloan dan dilanjutkan ke Toli-Toli dengan jalan darat.
“Bisa gunakan KM Lambelu nanti ke Pantoloan. Itu solusinya, tapi tergantung penumpang. Kalau jalan darat tidak terlalu jauh. Kan semangatnya menggebu untuk lebaran bersama keluarga,” pungkasnya. (sas/uno)