Sehari 3 Kejadian Tanah Longsor

- Kamis, 28 April 2022 | 21:35 WIB
TANAH LONGSOR: Warga RT 26 Kelurahan Karang Anyar membersihkan sisa longsoran, Rabu (27/4).
TANAH LONGSOR: Warga RT 26 Kelurahan Karang Anyar membersihkan sisa longsoran, Rabu (27/4).

TARAKAN - Longsor yang terjadi sekira pukul 03.30 Wita, Rabu (27/4), di Jalan Slamet Riyadi RT 26 Kelurahan Karang Anyar, mengakibatkan tiga unit kendaraan roda dua milik Handoko tertimbun tanah. 

Kejadian ini sempat menghebohkan warga sekitar yang sedang makan sahur. Lantaran suara dentuman keras tanah yang runtuh bersamaan dengan hujan deras, yang mengguyur sejak tengah malam. Ketua RT 26 Syamsuri mengatakan, tanah longsor ini dari belakang rumah salah seorang warga RT 27 bernama Petrus dan mengenai parkiran rumah korban. 

“Tahunya ada suara gemuruh begitu. Tetangga korban yang pertama mendengar, langsung menyampaikan ke korban. Ternyata motornya sudah tertimbun, atapnya parkirannya juga roboh. Kalau sama bangunannya kerugiannya ditaksir Rp 100 juta lebih,” ujarnya. 

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan Lukman Hasyim menjelaskan, ada tiga kejadian tanah longsor kemarin. Selain di RT 26 Kelurahan Karang Anyar, longsor juga terjadi di RT 19 Kelurahan Sebengkok dan RT 9 Kelurahan Pamusian. 

“BPBD sudah melakukan penanganan untuk melihat potensi yang lain. Tapi, laporan secara detail termasuk potensi susulannya belum bisa disampaikan. Anggota masih ada yang di lapangan,” ungkapnya. 

Dalam kejadian longsor ini tidak ada korban luka ataupun korban jiwa. Namun, kerugian materiil diperkirakan ratusan juta rupiah. Penanganan sementara, untuk wilayah yang memerlukan bantuan. Misalnya, menghindari longsor susulan, maka dilakukan penutupan tanah menggunakan terpal. 

“Kalau di RT 26 Karang Anyar ini memang posisi rumah di lereng, bagian tanah belakangnya labil,” jelasnya.

Masyarakat yang membangun di kawasan lereng, sebenarnya sudah disampaikan untuk melakukan mitigasi mandiri. Salah satunya bisa berkomunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR) atau instansi, yang berkaitan dengan kawasan permukiman. 

Konsultasi dilakukan untuk memastikan kontruksi bangunan. Mitigasi mandiri untuk mengantisipasi dan terhindari dari bahaya tanah longsor atau bencana lainnya. Padahal sejak awal sudah diberikan imbauan. Tapi masyarakat tetap saja membangun dan terjadi tanah longsor seperti ini. BPBD juga yang akan diberikan teguran.

“Kalau kami sebenarnya mintanya jangan bangun rumah di lereng. Cuma alasan warga, tanahnya cuma itu. Jadi, kami tidak punya kapasitas melarang. Jangan membangun di lereng atau melakukan kegiatan pemangkasan gunung dan lainnya,” pintanya. 

Dari BMKG, kata Lukman, sudah menyampaikan waspada bencana untuk potensi hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi selama pekan ini. Warga diminta memperhatikan wilayah yang rawan longsor, dengan melakukan mitigasi mandiri. Misalnya, pohon besar di samping rumah dipastikan tidak membahayakan dan potensi longsor. Bisa ditanami tumbuhan yang menyerap.

Intensitas curah hujan tinggi. Harus berhati-hati untuk warga yang berada di lereng gunung maupun kondisi yang membahayakan. Bila sudah diimbau tidak diindahkan, malah membahayakan dan terdampak ke orang lain. Lalai, meskipun tidak sengaja bisa terancam hukuman pidana. (sas/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X