TANJUNG SELOR–Antrean mengular di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, sudah menjadi pemandangan yang lumrah. Tidak heran sebagian besar pengendara sepeda motor yang mengisi hanya untuk dikonsumsi pribadi, jarang ikut antre, karena menguras tenaga dan memakan waktu.
Evan (24), penggendara motor, membenarkan hal tersebut. Dia rela ikut antre hanya karena hendak melakukan perjalanan jauh. Namun, kalau hanya untuk perjalanan seputar kota, memilih untuk mengisi di luar SPBU. Bukan tanpa sebab, antrean panjang menjadi polemik yang belum bisa diselesaikan pemerintah. “Karena mau jalan jauh saja rela ikut antre. Kalau hanya untuk pake di kota mending isi eceran. Harganya beda tipis dan tidak harus mengantre,” ucapnya.
Persoalan sepeleh seperti itu jika dibandingkan dengan kota besar tentu sangat berbeda. Namun, aturan demi aturan dikeluarkan termasuk sidak para wakil rakyat, tidak menjawab persoalan yang terjadi. Jika dilakukan penindakan sifatnya sementara, selang beberapa bulan yang diduga pengetap kembali menjamur.
Anggota DPRD Bulungan Dwi Sugiarto angkat suara mengenai persoalan tersebut. Atas keluhan dan masukan dari masyarakat akan dievaluasi lebih dulu oleh DPRD. Mengingat, persoalan itu bukan lagi menjadi kasus yang kali pertama, namun sudah sering terjadi dan tidak memberikan efek jera bagi yang menjual kembali bahan bakar, hanya demi keuntungan pribadi.
“Itu sangat disayangkan. Sebetulnya sangat mengganggu bagi mereka yang benar-benar membutuhkan. Dan hanya mengisi sekali dalam sehari, demi menunjang keberlangsungan aktivitas sehari-hari,” jelasnya. Pihaknya berencana meneruskan dan menuntaskan persoalan itu bersama dengan internal DPRD. “Kalau tidak ada halangan, besok direncanakan koordinasi dengan internal DPRD mengenai persoalan tersebut,” kuncinya. (kpg/mts/dra/k8)
