Lapas Nunukan Sediakan Wartelsuspas

- Kamis, 26 Mei 2022 | 19:31 WIB
TELEKOMUNIKASI: Petugas Lapas Kelas IIB Nunukan mengawasi WBP yang menggunakan fasilitas Wartelsuspas.
TELEKOMUNIKASI: Petugas Lapas Kelas IIB Nunukan mengawasi WBP yang menggunakan fasilitas Wartelsuspas.

NUNUKAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan membangun Warung Telepon Khusus Pemasyarakatan (Wartelsuspas).

Adanya Wartelsuspas untuk solusi pemberantasan handphone bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). “Kepemilikan alat komunikasi bagi narapidana merupakan hal terlarang. Sementara ini, ada sekitar 8 unit tab yang didirikan di 4 blok berbeda. Untuk memudahkan para napi berkomunikasi dengan keluarganya,” jelas Kalapas Kelas IIB Nunukan I Wayan Nurasta Wibawa, Rabu (25/5).

Wartelsuspas menampilkan visual semacam video call, dan dibangun oleh pihak ketiga. Memanfaatkan Wartelsuspas tentu tidak gratis. Namun biayanya jauh lebih murah, daripada menggunakan paket internet melalui Android.

Dalam teknik dan mekanisme pemanfaatan fasilitas Wartelsuspas, WBP harus antre ketika hendak berkomunikasi secara daring dengan keluarga dan kerabat. Adapun pelayanan, dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 – 14.00 Wita.

“Pelaksanaannya tetap dalam pengawasan, untuk menghindari gangguan keamanan dan ketertiban. Serta peredaran jaringan penggelapan narkoba,” tuturnya.

Wayan tidak menampik, masih ada temuan penggunaan handphone saat operasi sejumlah blok hunian WBP. Kondisi tersebut tentu perkara yang tidak diinginkan dan menjadi evaluasi bagi kinerja petugas Lapas. “Memang kita akui, selama ini masih banyak WBP ditemukan upload status di medsos. Tapi itu akan terus kita razia, dan sudah punya solusi dengan Wartelsuspas,” ungkapnya.

Wartelsuspas merupakan salah satu inovasi di masa pandemi Covid-19. Yang membatasi kunjungan dan tatap muka dari orang-orang di luar Lapas. Namun seiring berjalannya waktu, inovasi tersebut menjadi salah satu solusi bagi penindakan pemberantasan handphone bagi narapidana.

“Untuk mekanisme pembayaran Wartelsuspas, Lapas masih merancang pembayaran melalui secara sidik jari,” ujarnya.

Para WBP harus mengisi saldo di koperasi Lapas maksimal Rp 300 ribu. Nantinya, para WBP cukup menekankan jari jempolnya untuk membayar online dan langsung terkoneksi dengan admin. Saldo merekapun langsung terpotong, sesuai durasi waktu menelepon atau video call.

“Sementara ini kita masih pakai kartu, masih merancang pembayaran dengan sidik jari. Karena kalau pakai kartu masih rawan. Bisa saja kartu itu dicuri temannya dan lainnya,” imbuhnya.

Wartelsuspas menjadi upaya Lapas untuk sukseskan program zero handpone, pungli dan narkoba. (*/dzl/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X