Status Darurat Bencana

- Jumat, 27 Mei 2022 | 19:56 WIB
DARURAT BENCANA: Banjir masih menggenangi Kecamatan Sembakung, terlihat sejumlah warga beraktivitas menggunakan perahu.
DARURAT BENCANA: Banjir masih menggenangi Kecamatan Sembakung, terlihat sejumlah warga beraktivitas menggunakan perahu.

NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan menetapkan status darurat bencana, terhadap musibah banjir di Kecamatan Sembakung Atulai dan Sembakung.

“Karena tak kunjung surut sejak sepekan, pemda menetapkan banjir sebagai darurat bencana. Pemda bisa menggunakan dana tak terduga, untuk penanganan banjir di dua kecamatan itu,” terang Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Arief Budiman, Kamis (26/5). 

Wilayah perbatasan RI–Malaysia ini menjadi langganan banjir tahunan. Hanya saja, intensitas banjir semakin meningkat. Awal tahun 2022, tercatat ada tiga kali musibah banjir dengan intensitas dan ketinggian berbeda. 

Arief mengatakan, kondisi kebencanaan untuk wilayah banjir saat ini debit air mencapai 4,85 meter. “Situasi air mengalami penurunan 40 sentimeter dari sebelumnya 5,25 meter. Kondisi air normal dengan ketinggian 3 meter. Dan cuaca hari ini (kemarin, Red) terpantai mendung,” ungkapnya. 

Pemkab Nunukan mulai mengirimkan bantuan yang diserahkan oleh Wakil Bupati Nunukan Hanafiah. Bantuan berupa sembako, keperluan bayi dan alat perlengkapan lain, dibagikan untuk 631 rumah warga di wilayah bencana.

Arief mengimbau, masyarakat tetap waspada dengan banjir susulan mengingat curah hujan masih cukup tinggi. Meskipun, mulai terlihat aktivitas masyarakat untuk wilayah kota kecamatan. Namun masih banyak jalan yang digenangi air. 

Banjir terparah terjadi di Desa Atap di RT 6 dan 7 Tembelenu, sejumlah rumah masih terendam. Untuk wilayah Lumbis, banjir hanya terjadi sesaat karena berada di ketinggian dan aliran air terkumpul di wilayah lebih rendah. Yakni di Kecamatan Sembakung dan Sembakung Atulai.

BPBD Nunukan mencatat, ada 7 desa yang terendam banjir. Dengan 314 rumah, 360 KK dan 1.200 jiwa di Kecamatan Sembakung. Di Kecamatan Sembakung Atulai, ada 10 desa terendam. Dengan 317 rumah, 326 KK dan 1.212 jiwa yang terdampak.

Kondisi ini juga menjadi warning Badan Meteorolog Klimatolog dan Geofisika (BMKG) Nunukan. Prakirawan BMKG Nunukan Ulifa mengatakan, sirkulasi siklonik di wilayah Kalimantan Barat mengakibatkan belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi). Yang mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan, di sekitar wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Selain itu, kondisi dinamika atmosfer tersebut mengakibatkan potensi cuaca ekstrem, hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir. Dan angin kencang di wilayah Malinau, Tana Tidung, Nunukan, Bulungan dan Tarakan pada periode 25 – 27 Mei. 

“Potensi hujan lebat pada periode itu perlu diwaspadai. Terutama pada sore, malam dan dini hari, hingga menjelang pagi hari. Dengan distribusi hujan dapat terjadi secara merata di wilayah Kaltara,” bebernya. 

Berbasis peta prakiraan cuaca dampak hujan lebat (longsor, volume air sungai mulai meningkat) periode 25 – 27 Mei. Wilayah Kaltara dalam kategori waspada (warna kuning) pada sebagian wilayah Malinau, Tana Tidung, Nunukan dan Bulungan.

“Masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang. Dampak yang ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, genangan, angina kencang, pohon tumbang dan jalan licin,” tutupnya. (*/dzl/uno) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X