Kaltara Waspadai Virus Cacar Monyet

- Sabtu, 28 Mei 2022 | 20:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TARAKAN - Penyakit virus cacar monyet mulai diwaspadai masuk ke Indonesia. Penyakit yang sudah mewabah di seluruh dunia ini disebabkan virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae, bersifat highlipatogenik atau zoonosis. 

Menanggapi ini, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kaltara Agust Suwandy mengatakan, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan kewaspadaan. Salah satunya menyiapkan surat edaran, untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap wilayah melalui Dinkes, kantor kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit.

Di Kaltara sendiri juga dikenal memiliki banyak satwa monyet. Namun, virus ini sangat langka dan spesifik di wilayah tertentu. Sehingga hanya pada populasi tersebut yang mudah terserang virus cacar monyet. 

“Artinya tidak semudah itu menular ke sesama hewannya. Hanya di daerahnya itu saja,” ujanya, Jumat (27/5).

Agust mengakui, sudah mendapat pedoman dari Kemenkes untuk virus cacar monyet. Pedoman tersebut telah diteruskan ke rumah sakit serta ke tempat fasilitas kesehatan.

“Inikan sebenarnya sudah lama virusnya. Dalam beberapa tahun yang lampau sudah tidak pernah muncul, tapi ini muncul lagi. Indonesia memang belum ada, tapi kita waspadai karena mobilitas antar negara sudah mulai terbuka,” tuturnya. 

Lebih lanjut, kata Agust, ciri-ciri dari penyakit ini menyerupai cacar namun lebih berbahaya. Penyakit ini juga dapat menimbulkan komplikasi dengan penyakit lainnya. Sedangkan hal yang perlu diwaspadai, ketika munculnya bintik yang berair.

“Kalau penularan awal itu dari monyet, cuma menular ke binatang lain. Tak langsung kontak dari monyetnya,” imbuhnya. 

Ia menjelaskan, virus ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958. Sedangkan kasus pertama anak-anak terjadi pada tahun 1970. Ciri-ciri dari penyakit cacar monyet, mengalami demam yang cukup tinggi yang diikuti ruam berupa papul, vesikel dan atau pustula. Terutama pada wajah, telapak tangan dan kaki. Selain itu ditemukan limfadenopati pada leher, ketiak, atau lipatan paha.

Sementara penularan virus ini melalui kontak erat dengan kasus konfirmasi monkeypox. Kontak langsung dengan hewan pengerat atau primata dan mengonsumsi daging produk hewan liar diduga terinfeksi. (sas/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X