Kerap Dilanda Banjir, Relokasi Warga di Sini Jadi Solusi, Disiapkan Lahan Seluas 300 Hektare

- Selasa, 31 Mei 2022 | 20:48 WIB
ATASI BANJIR: Kondisi banjir yang merendam dua kecamatan di Nunukan berdampak terhadap aktivitas warga.
ATASI BANJIR: Kondisi banjir yang merendam dua kecamatan di Nunukan berdampak terhadap aktivitas warga.

NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan menyiapkan lahan seluas 300 hektare untuk relokasi korban banjir di Kecamatan Sembakung dan Sembakung Atulai. 

Menurut Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Arief Budiman, relokasi menjadi salah satu solusi untuk masalah banjir rutin tahunan. 

“Pemkab sudah menyiapkan lahan 300 hektare di Desa Atap. Lahan itu berada jauh dari sungai dan di lokasi tinggi. Sehingga warga tak akan lagi kebanjiran,” terangnya, Senin (30/5). 

Wacana relokasi sebenarnya sudah dicanangkan jauh-jauh hari. Hanya saja, langkah ini sempat terkendala penolakan warga. Korban banjir selalu beralasan, sungai merupakan tempat mencari nafkah. Selain itu, siklus banjir besar biasanya terjadi cukup lama atau dalam hitungan tahun.

Namun saat ini, banjir justru terjadi kian intens. Bahkan dengan interval waktu yang belum setengah tahun, sudah terjadi tiga kali banjir.

“Alasan itulah membuat masyarakat berubah pikiran. Mereka capek menanam padi dan membuat kolam ikan, selalu tersapu banjir. Akhirnya mayoritas korban sudah mau direlokasi,” tutur Arief.

Setiap BPBD datang, lanjutnya, selalu ditekankan relokasi. Bukan berarti menghilangkan hak warga untuk kepemilikan lahan di bantaran sungai. Justru dengan relokasi, warga mendapat lahan dan bangunan baru tanpa khawatir banjir yang datang sewaktu-waktu.

“Apalagi dengan potensi banyaknya burung walet di daerah itu. Rumah-rumah di bantaran sungai justru bisa menghasilkan rupiah, jika dijadikan sarang walet setelah menempati rumah di lahan relokasi nantinya,” ungkapnya. 

Sementara ini, tim BPBD masih melakukan pendataan kerugian akibat banjir. Sekaligus mendata warga korban banjir yang sudah bersedia direlokasi. Data tersebut, nanti akan menjadi proposal yang diserahkan ke Bupati. Agar direkomendasikan oleh Gubernur Kaltara dan dibawa ke pusat, untuk pengajuan dana pembangunan perumahan warga korban banjir.

“Rencana ini akan dibicarakan Bupati bersama Gubernur pada 3 Juni mendatang. Akan dirumuskan solusi untuk banjir rutin tahunan di wilayah perbatasan RI – Malaysia. Kita juga melakukan pendataan yang valid, hasilnya akan dibawa ke pusat. Semoga bisa segera ada solusi,” harapnya.

Kondisi banjir saat ini sudah berangsur surut. Wilayah yang masih tergenang banjir hanya tinggal Desa Tagul, dengan 140 KK (Kepala Keluarga). “Desa Tagul memang berada paling hilir dan daerah dengan dampak terparah setiap terjadi banjir,” ujarnya.

Arief mengakui, musibah tahunan ini menjadi pemikiran Pemkab Nunukan. Terlebih, pokok masalah banjir tidak bisa diselesaikan di tingkat daerah. Karena melibatkan hulu sungai milik Malaysia. (*/dzl/uno) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X