Bupati Bulungan Syarwani meminta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bulungan untuk diakomodasi supaya bisa masuk dalam e-katalog atau aplikasi belanja online.
TANJUNG SELOR–E-katalog merupakan kebijakan nasional untuk mengakomodasi produk dalam negeri. Dan itu sudah menjadi keputusan presiden dan diperintahkan ke setiap daerah.
"Tugas daerah harus menyiapkan para pelaku UMKM. Terutama di wilayah Bulungan, supaya bisa masuk sistem tersebut," ungkapnya, Senin (13/6). Setelah diakomodasi, nantinya belanja-belanja pemerintah yang berkaitan dengan konsumsi pemerintah tidak mesti dilakukan proses melalui mekanisme yang sebelumnya. Karena itu, prosesnya terbilang lambat.
Ada hal yang dibantu kepada pelaku UMKM. Misalkan mengenai urusan izin mendirikan bangunannya (IMB), kemudian menyangkut nomor pokok wajib pajak (NPWP), serta terus mendorong kelengkapan administrasi yang sudah disiapkan melalui sistem yang sudah disiapkan teman-teman unit layanan pengadaan (ULP).
"Harapan saya dari APBD Bulungan yang sudah masuk berapa persen, dan yang belum harus dituntaskan. Itu tersebar kurang lebih di 39 OPD yang ada di Bulungan, hingga tingkat kecamatan,” tambahnya.
Produk UMKM yang bisa dipamerkan lewat e-katalog, tambah Syarwani, bisa berupa minuman. Termasuk konstruksi, misalkan jalanan yang diaspal. Dengan anggaran Rp 5 miliar, asal masuk sistem e-katalog, itu bisa ditunjuk langsung oleh PPK tanpa harus melalui proses pelelangan. "Di samping itu, keuntungan lain bisa efisien dari segi waktu, dan mendorong produk lokal bisa terserap dalam belanja pemerintah di APBD setiap tahun," ucapnya.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Bulungan Zakaria mengatakan, e-katalog pengelolanya langsung ke ULP. Pihaknya hanya menekankan pada pembinaan. "Serta mengarahkan dan membantu masalah mereka dalam hal pendataan, dan pemasaran. Tapi persoalan lain mengenai e-katalog itu ada di ULP, " Tambahnya.
Ketika pelaku UMKM bisa terakomodasi dalam aplikasi tersebut, mereka bisa mengikuti bahkan kegiatan dengan anggaran Rp 1 miliar, bisa dilakukan penunjukan langsung (PL). Saat ini pendataan terhadap pelaku UMKM terus digenjot. Besar kemungkinan masih banyak pelaku UMKM yang belum terakomodasi. Instansinya menaruh target tahun ini bisa mengakomodasi 17 ribu pelaku UMKM se-Bulungan. "Yang ada di data kita saat ini baru sekitar delapan ribuan, itu belum semua terakomodir," jelasnya.
Pembinaan yang diberikan kepada pelaku UMKM mengenai hasil produksi diharapkan bisa berkesinambungan. "Kita lebih kepada arah pendampingan kepada mereka," ucapnya. Beberapa produk UMKM Bulungan yang berpotensi dikembangkan di level nasional hingga internasional yakni batik khas Bulungan. Dan sektor pangan, pakan olahan hasil pertanian, dan perikanan. (kpg/mts/dra/k8)