Puting Beliung Hampiri Tarakan

- Selasa, 14 Juni 2022 | 10:54 WIB
Puitng beliung di perairan Tarakan.
Puitng beliung di perairan Tarakan.

TARAKAN - Fenomena Water Spot atau angin puting beliung kembali menghampiri perairan Kota Tarakan, sekitar pukul 08.00 Wita, Senin (13/6). Sebelumnya kejadian yang sama terjadi pada 6 Juni lalu.

Salah seorang saksi mata, Saharuddin mengatakan,  angin puting beliung itu terjadi di perairan Tarakan, wilayah pesisir Kecamatan Tarakan Timur. Ia menyebut, fenomena tersebut disaksikan oleh anak buah kapal (ABK), nelayan dan warga yang bermukim di pesisir Tarakan. Ia menjelaskan, water spot tersebut seperti gumpalan angin dan awan yang pusarannya mulai dari di atas awan hingga ke perairan.

"Ada puting beliung di atas perairan Tarakan, lokasinya tak jauh dari dermaga Lantamal XIII Tarakan atau sekitar Sungai Mamburungan, Pamusian," katanya.

Pria yang akrab disapa Sahar memantau fenomena langka itu dari atas kapal industri tempat ia bekerja. Ia juga menyampaikan posisinya kurang lebih berjarak 500 meter dari titik angin tersebut. "Saya lihat itu semakin besar puting beliungnya," tegasnya.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara, Rustan mengatakan beberapa nelayan yang tengah beraktivitas di perahu sempat melihat water spot di atas perairan Tarakan. Ia berharap, angin puting beliung ini tak memicu kejadian yang membahayakan masyarakat Kota Tarakan. "Angin puting beliung di atas perairan Tarakan. Bahaya sekali, semoga tidak terjadi apa-apa," singkatnya.

Forecaster BMKG Tarakan, Nofrida Handayani Sodik menegaskan, fenomena puting beliung dibenarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan telah menghampiri perairan Tarakan. Fenomena water spot ini terjadi dalam waktu hitungan menit dan singkat. Sesuai dengan Produk Citra Radar Cuaca Tarakan, terdapat awan konvektif cumulonimbus di arah Tenggara wilayah Perairan Tarakan.

"Faktor penyebab adanya water spout dikarenakan adanya awan Cumulonimbus, sehingga terjadi proses sirkulasi konvektif downdraft (arus udara kebawah) dan updraft (arus udara keatas) yang menyebabkan angin kencang," jelasnya.

Hasil analisis cuaca BMKG terhadap fenomena itu, menunjukkan awan Cumulonimbus terbentuk sejak pukul 08.00 Wita pagi tadi. Kemudian, awan konvektif terus tumbuh berkembang hingga pukul 08.20 Wita.

"Produk UWT jam 08.20 Wita juga menggambarkan adanya pertemuan massa udara. Dengan kecepatan angin mencapai 30 knots atau sekitar 15.43 meter/detik," sebutnya.(sas)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eks Ketua KPU Kaltara Bulat Maju Pilkada Bulungan

Jumat, 12 April 2024 | 11:00 WIB

Bupati Bulungan Ingatkan Keselamatan Penumpang

Kamis, 11 April 2024 | 16:33 WIB

Ada Puluhan Koperasi di Bulungan Tak Sehat

Sabtu, 6 April 2024 | 12:00 WIB
X