TIDENG PALE - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) KTT berupaya memperjuangkan pengadaan Base Transceiver Station (BTS). Hal tersebut sejalan dengan program kepala daerah yang tertuang dalam KTT Digital.
Mengenai KTT digital, belum lama ini telah launching aplikasi Simpeldesa atau Sistem Informasi Manajemen dan Pelayanan Desa. Aplikasi tersebut memudahkan pelayanan di tingkat desa, untuk menampilkan karya, produk desa dan keberhasilan lainnya.
Namun, kendala saat ini belum semua desa menerapkan itu, karena keterbatasan jaringan internet. Kepala Diskominfo KTT Uus Rusmanda menyampaikan, penerapan aplikasi Simpeldesa sejalan dengan program kepala daerah. Bahkan sudah mengirim tim IT untuk penerapan Simpeldesa.
“Kita mengutus Kepala Bidang Teknologi Informatika beserta staf, untuk mengikuti kegiatan itu. Paling tidak, kita memperoleh gambaran terlebih dahulu, berkaitan penerapan aplikasi Simpeldesa,” ungkapnya, belum lama ini.
Untuk sementara ada sekitar 14 desa telah terintegrasi dengan jaringan. Sehingga hanya 14 desa itu yang bisa menerapkan aplikasi Simpeldesa. “Kita berharap semua desa bisa terkoneksi jaringan. Tapi sejauh ini prosesnya tidak mudah untuk diperjuangkan,” ujarnya.
Diskominfo KTT tengah komunikasi dan koordinasi dengan Kementerian Kominfo. Agar akselerasi dan percepatan untuk pembangunan BTS bisa segera terealisasi. Kuota pembangunan BTS pada daerah non 3 T, termasuk KTT tahun ini mendapat 16 unit. Ada 4 tower direalisasikan tahun 2021, dan sisanya telah dibangun tinggal diaktifkan. Dengan harapan, ada bantuan prioritas pusat untuk menuntaskan blank spot di KTT. Sesuai dengan target pemerintah di 2024, KTT zero blank spot. (*/mts/uno)