Siapa Minat, Ada Peluang Bekerja di Jepang

- Sabtu, 2 Juli 2022 | 21:27 WIB
LATIHAN KERJA: Salah satu pelatihan yang dibuka di kantor LLK Tarakan, Jumat (1/7).
LATIHAN KERJA: Salah satu pelatihan yang dibuka di kantor LLK Tarakan, Jumat (1/7).

TARAKAN - Loka Latihan Kerja (LLK) Tarakan membuka pelatihan kerja dan magang untuk bekerja di Jepang. Hanya saja untuk biaya tetap mandiri dan ditanggung peserta yang mendaftar. 

Kepala LLK Tarakan Andi Arfan mengatakan, pendaftaran dilakukan secara online. Petunjuk teknis dan biaya juga disampaikan termasuk tahapannya. 

“Mandiri kan. Karena berapa biaya yang dikeluarkan termasuk pembinaan fisik, mental, dan pelatihan, modul kemudian seragam sampai tiket pesawat, BPJS Ketenagakerjaan, medical check up pengurusan paspor, visa sampai penjemputan di Jepang. Semuanya butuh dana dibayar mandiri. Dananya sekitar Rp 35 juta per orang,
 jelasnya, Jumat (1/7).

Nantinya akan dibuatkan kontrak kerja dengan perusahaan. Kontrak kerja tersebut apakah berlaku setahun atau dua tahun, tergantung dari calon Pekerja Migran Indonesia (PMI). 

Selain pembayaran mandiri ini, Kementerian Tenaga Kerja juga memiliki program bantuan pelatihan untuk peserta yang mau bekerja di Jepang. Namun, saat ini yang sedang dijalankan LLK Tarakan menggunakan pembayaran mandiri, bekerjasama dengan Kebun Teknologi Indonesia (KTI).

“Ini beda jalur. Artinya, pelatihan bahasa Jepang di Tarakan. Kami mau bekerjasama karena memang ini low budget. Pelatihannya semua di Tarakan, tapi tes tetap dilakukan di Jakarta,” ungkapnya. 

Jenis-jenis pekerjaan yang disediakan, baru diketahui saat akan dilakukan seleksi wawancara online. Misalnya, mau bekerja di kantor perwakilan atau di bagian otomotif. Dari KTI memerlukan tenaga kerja hingga 10.000 orang. 

Misalnya merekrut orang di Tarakan, kata dia, ada dua skema yang ditawarkan. Yakni skema magang dan kerja. Jika skema magang alurnya lebih mudah dan tidak terlalu rumit, tetapi masa kerja 1-5 tahun. 

Syarat dalam petunjuk teknis, usia 17-30 tahun dengan pendidikan minimal SMA. Tidak bertato, tidak menggunakan narkoba, sehat jasmani, berkomitmen untuk bekerja di Jepang, bersedia mengikuti aturan pendidikan dan berkomitmen belajar dengan target, hingga harus warga Kaltara. Selama masa pelatihan, peserta harus berada di Tarakan untuk mengurangi biaya.

“Nanti pulang, asuransi cair bisa sampai Rp 60 juta kemudian disimpan Rp 10 juta sampai Rp 20 juta perbulan dikali 3 tahun. Bisa minimal Rp 300 juta dibawa pulang,” sebutnya. 

Dalam perekrutan PMI ke Jepang ini, LLK Tarakan hanya memfasilitasi. Sejak dibukanya pendaftaran 29 Juni, sudah ada jumlah pendaftar 12 orang, rata-rata pendidikan S1. Rencananya akan dibuka dengan tiga tahap, pendaftaran tahap pertama ini akan dibuka hingga 5 Juli. 

“Nanti kami coba dulu satu kelas 20 orang. Diseleksi lagi, termasuk kemampuan mereka untuk membiaya dirinya. Sampai di Jepang nanti langsung kerja. Kan yang wawancara perusahaan langsung,” ujarnya.

Sampai di Jepang nanti juga ada penjamin dari perusahaan yang akan mengatur tempat tinggal dan transportasi. Kerja sama LLK dan KTI ini juga perdana. Sehingga diharapkan bisa melanjutkan kerja sama dengan negara lain. Misalnya Australia atau negara lain, yang mencari pekerja dengan spesifikasi kemampuan tertentu. 

“Saat dinyatakan lulus, dipersilakan masuk ke kelas bahasa Jepang, baru membayar bertahap. Mulai dari Rp 5 juta, kemudian masuk pendidikan hari pertama Rp 5 juta. Setelah satu bulan pembelajaran, membayar lagi Rp 10 juta. Dua bulan pembelajaran, Rp 10 juta dan bulan ketiga pembelajaran Rp 5 juta,” pungkasnya. (sas/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelayanan Pelabuhan di Tarakan Disoroti

Sabtu, 27 April 2024 | 08:55 WIB

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB
X