Inflasi di Berau Menurun

- Kamis, 7 Juli 2022 | 21:02 WIB
INFLASI LEBIH RENDAH: Turunnya tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau disebabkan deflasi pada komoditas sayur-sayuran.
INFLASI LEBIH RENDAH: Turunnya tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau disebabkan deflasi pada komoditas sayur-sayuran.

SESUAI data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kaltara pada Juni lalu mengalami inflasi 0,53 persen mtm. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat 0,76 persen mtm. 

Perkembangan ini dipengaruhi oleh turunnya tekanan inflasi. Khususnya pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Padahal untuk komoditas sawi hijau, tomat dan bayam, yang pada bulan sebelumnya sempat mengalami tekanan inflasi cukup tinggi. 

“Secara tahunan inflasi IHK Juni 2022 tercatat 3,22 persen (ytd). Setelah pada bulan sebelumnya tercatat 2,67 (ytd),” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Tedy Arief Budiman, kemarin (6/7). 

Ke depan, lanjut Tedy, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah. Baik di pusat maupun daerah, guna mencapai inflasi dalam kisaran sasaran 3±1 persen yoy.

Menurut Tedy, dua kota penyumbang IHK Kaltara yaitu Tarakan dan Tanjung Selor. Masing-masing tercatat inflasi 0,22 persen mtm dan 1,78 persen mtm. Dari total 90 Kota IHK nasional, Tarakan dan Tanjung Selor masing-masing menduduki peringkat 81 dan 4 inflasi tertinggi.

Turunnya tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau disebabkan deflasi pada beberapa komoditas sayur-sayuran. Setelah pada periode sebelumnya sempat mengalami inflasi yang cukup tinggi.

“Komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan terbesar yaitu sawi hijau -0,07 persen, bayam -0,03 persen, dan kangkung -0,03 persen. Deflasi yang terjadi pada komoditas itu didorong tersedianya sentra produksi di Kaltara. Sehingga menekan tekanan inflasi di tengah cuaca yang masih kurang baik,” bebernya. 

Inflasi lebih rendah pada kelompok tersebut tertahan oleh peningkatan harga pada kelompok komoditas hortikultura. Seperti cabai rawit dan bawang merah. Seiring dengan gangguan produksi di daerah sentra produksi, yang menjadi sumber pasokan Kaltara. Seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, akibat curah hujan yang tinggi. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 0,70 persen mtm, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 1,65 persen mtm.

Penurunan tekanan inflasi pada kelompok tersebut tidak diikuti oleh kelompok transportasi, khususnya komoditas angkutan udara. Hal ini dipengaruhi oleh harga Avtur yang meningkat. Sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia serta berlanjutnya kebijakan fuel surcharge pada tiket pesawat hingga Juni 2022. 

Selain itu, masih terbatasnya jumlah penerbangan dan maskapai di tengah peningkatan permintaan. Seiring momen liburan anak sekolah dan hari raya keagamaan, menjadi faktor pendorong tingginya tekanan inflasi pada komoditas angkutan udara. 

Komoditas angkutan udara mengalami inflasi 0,20 persen mtm, setelah pada bulan sebelumnya inflasi 0,18 persen mtm. Dalam menjaga tingkat inflasi, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), akan bersinergi melaksanakan program pengendalian harga dalam kerangka 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif). 

Selain itu, menjaga ekspektasi inflasi tahun 2022 yang diyakini masih akan berada di sasaran target inflasi 3,0±1 persen. 

“Kami dengan berbagai pihak termasuk pemda terus aktif bersinergi melalui berbagai program. Termasuk penguatan korporatisasi dan kelembagaan, pengembangan kapasitas produksi, maupun perluasan pasar UMKM pangan dikala pandemi Covid-19,” tutupnya. (sas/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X