Di Bulungan, Harga Cabai Turun Pelan-Pelan

- Jumat, 15 Juli 2022 | 17:18 WIB
KETERSEDIAAN CUKUP: Harga lombok di pasar induk perlahan mulai turun tapi belum ideal.
KETERSEDIAAN CUKUP: Harga lombok di pasar induk perlahan mulai turun tapi belum ideal.

TANJUNG SELOR–Petani cabai sangat berperan penting dalam menstabilkan harga di pasaran. Pasalnya, salah satu faktor kenaikan harganya beberapa hari terakhir diakibatkan kurangnya ketersediaan.

Cabai kerap kali harganya naik-turun di pasaran. Terkini, harganya sudah menurun mencapai Rp 160 ribu, setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp 200 ribu per kilogram. Kristina, pedagang yang ditemui membenarkan soal harga cabai yang sempat melambung. Bahkan, dia sempat menjual nyaris di angka Rp 200 ribu per kilogram. Dia berasumsi, kenaikan komoditas itu disebabkan para petani lombok sempat tidak berkebun, bertepatan dengan hari raya. Sepengalamannya, jika ketersediaan dari petani terbatas, sementara permintaan tinggi, hal itu yang menimbulkan harga meroket.

"Mungkin kalau bahasa kerennya hukum pasar ya, tapi informasi yang saya dapat terbatasnya lombok masuk pasar karena daerah sumbangsih lombok paling banyak sempat tidak berkebun, karena bertepatan hari raya,” jelasnya.

Namun, beberapa hari terakhir, harga cabai berangsur turun. Meski penurunan harga belum begitu jauh, sekitar Rp 40 ribu. Dia menaruh harga lombok sebesar Rp 150–160 ribu.  "Sementara pedagang yang lain saya tidak tahu dijual berapa. Tetapi biasanya kurang lebih, jika selisih itu hanya sedikit,” ungkapnya.

Pantauan media ini, beberapa pedagang yang ditemukan di lapak berbeda mengatakan hal serupa. Harga cabai naik sebelum Iduladha, dua hari setelahnya harga kembali melorot. "Sekarang mulai turun. Saya jualnya Rp 140 ribu per kilogram,” ungkapnya. Meski harganya tinggi, lombok sudah menjadi kebutuhan pokok. Pembeli sejauh ini sempat mengeluh dengan harga tinggi tapi masih membeli, namun porsi pembelian berkurang. "Alhamdulillah, konsumen saya tetap beli. Karena kami yang menjual juga tidak memungut untung banyak, karena dari para petani sudah menaruh harga tinggi," jelasnya. (kpg/mts/dra/k8)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X