PROVINSI Kalimantan Utara (Kaltara) baru-baru ini menduduki peringkat 13, pada perhelatan Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VI di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Kaltara berhasil merebut 50 medali. Dengan rincian 19 medali emas, 14 perak dan 17 perunggu. Hal itu berbanding terbalik dengan torehan untuk olahraga prestasi, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021, yang alami penurunan di posisi 32. Padahal PON Jawa Barat pada tahun 2016, provinsi Kaltara berada di peringkat 27.
Permasalahan keolahragaan di Kaltara menjadi fokus pembahasan bersama, dalam diskusi yang digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Kamis (14/7). Menurut Kepala Dispora Kaltara Obed Daniel, salah satu persoalan yang dihadapi dalam pembinaan olahraga adalah penganggaran.
“Masalahnya di anggaran. Untuk itu, dalam forum diskusi ini, saya mengundang semua komponen yang ada di Kaltara. Mulai dari masyarakat, korporasi, pengurus olahraga, organisasi olahraga dan yang lainnya. Termasuk sektor swasta dan perbankan,” terangnya, kemarin.
Lanjut Obed, dalam membina olahraga tidak bisa semata-mata mengandalkan pemerintah daerah. Untuk bisa memaksimalkan pembinaan, Kaltara butuh bantuan ”bapak angkat” atau pihak di luar pemerintah. Pasalnya, jika hanya mengandalkan pemerintah daerah, dengan keterbatasan anggaran tidak mampu memaksimalkan pembinaan tersebut.
Pasalnya, pemerintah daerah juga punya program pembinaan, tidak hanya mengurusi olahraga. Tapi banyak setor yang dipikirkan. Terkait kesehatan, pendidikan, pertanian dan sebagainya.
“Makanya konsep pembinaan olahraga, harus melibatkan pihak lain. Jadi keterlibatan perusahaan, keterlibatan sekotor lain seperti perbankan, sebagai ‘bapak angkat’. Dalam membina suatu cabang olahraga atau beberapa cabang olahraga,” tuturnya.
Berdasarkan data yang disajikan Dispora Kaltara, bahwa fasilitas sarana dan prasarana olahraga di Kaltara butuh pehatian. Setidaknya ada 40 aset milik pemerintah kabupaten/kota. Di antaranya ada 4 stadion yang tersebar di Tarakan, Bulungan, Nunukan dan Malinau. Kemudian 3 Gor serbaguna, ditambah lapangan futsal, bulutangkis, kolam renang, voli, basket, panjat tebing dan lain-lain.
“Sebagian besar sarpras memerlukan perawatan dan upgrade. Untuk dapat digunakan dalam even regional dan nasional. Serta program pembinaan peningkatan prestasi olahraga,” tutupnya. (uno2)