TANJUNG SELOR–Sebagai bentuk antisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Bulungan, pemerintah daerah melaksanakan apel kesiapsiagaan serta gelar pasukan.
Sekda Bulungan Risdianto mengatakan, gelar apel pasukan merupakan langkah antisipasi terjadinya karhutla. Untuk itu perlu adanya upaya nyata dengan melibatkan dunia usaha. Termasuk melibatkan unsur pentahelix, karena itu tidak harus pemerintah, tapi ada beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, termasuk masyarakat, pemerintah, media, pelaku usaha, dan akademisi. "Kami libatkan dunia usaha untuk mencegah, mereka dilibatkan dalam penanganan karhutla," jelasnya.
Bentuk konkret melibatkan pelaku usaha sudah tertuang dalam nota kerja sama atau memorandum of understanding (MoU). Seluruh pentahelix akan saling bersinergi dalam mengantisipasi bencana di Bulungan. Dalam hal ini pemerintah juga akan terus melakukan evaluasi titik wilayah rawan karhutla di Bulungan. Ketika itu telah dilakukan, titik-titik tersebut menjadi atensi dari pemerintah daerah.
Pelaku usaha, termasuk perusahaan berkewajiban mendukung pemerintah dan masyarakat dalam menangani bencana di wilayah operasinya. Seusai pendataan pemkab, sejauh ini sudah ada 18 perusahaan yang telah bersinergi. "Dan mereka komitmen terkait hal itu (pencegahan karhutla)," jelasnya.
Sampai saat ini, beberapa wilayah kecamatan yang rawan terjadi karhutla telah terdeteksi BPBD Bulungan. Meliputi Tanjung Palas Timur, Peso Hilir, Peso, Tanjung Palas Utara, dan Tanjung Palas. Hal itu disampaikan Kalak BPBD Bulungan Darmawan. Dia mengungkapkan, sebenarnya sembilan kecamatan di Bulungan memiliki potensi karhutla. Tetapi potensi yang lebih besar ada di lima kecamatan. Tolok ukurnya kejadian sama terjadi di kecamatan tersebut. (kpg/mts/dra/k8)