TANJUNG SELOR–Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, jumlah penduduk miskin di Bumi Benuanta terhitung Maret 2022 sebanyak 49,46 ribu, atau 6,77 persen. Pada September 2021, penduduk miskin berjumlah 49,49 ribu atau 6,83 persen. Artinya, jumlah penduduk miskin berkurang 0,03 ribu jiwa.
Plt Kepala BPS Kaltara Slamet Romelan mengatakan, selama September 2021 hingga Maret 2022, garis kemiskinan (GK) naik 5,83 persen, yaitu dari Rp 730.342 per kapita per bulan pada September 2021, menjadi Rp 772.914 per kapita per bulan pada Maret 2022. "Pada periode September 2021 hingga Maret 2022 indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami penurunan, dari 0,893 keadaan September 2021 menjadi 0,890 pada keadaan Maret 2022. Meski begitu, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan 0,173 menjadi 0,186," ungkapnya, Kamis (28/7).
Kemudian, pada Maret 2022 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur dengan gini ratio tercatat sebesar 0,272. Angka itu menurun jika dibandingkan dengan gini ratio September 2021. Selanjutnya pada Maret 2022, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 24,07 persen. "Artinya pengeluaran penduduk masih berada kategori tingkat ketimpangan rendah," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang mengatakan, penduduk miskin yang mencapai 49,46 ribu jiwa itu akan dicari solusinya. Apalagi salah satu visi dan misinya adalah menekan angka kemiskinan. Bahkan dia tidak ingin ada masyarakat Kaltara yang miskin. Untuk itu, sejumlah program untuk menekan angka kemiskinan perlu diupayakan.
"Banyak jalan dan solusi. Secara bertahap akan dilakukan pemberdayaan semua potensi yang ada, untuk masuk dalam sejumlah kegiatan Pemprov Kaltara," terangnya.
Kualifikasi pendidikan dan kemampuan masyarakat Kaltara akan diupayakan bisa bekerja. Sehingga, tidak ada kemiskinan di Kaltara. Bahkan sejumlah pelatihan juga akan dibuka. Seperti pelatihan bahasa dan sebagainya. (kpg/fai/dra/k8)
