Masalah Rombel Paling Besar di Tarakan

- Rabu, 10 Agustus 2022 | 20:37 WIB
TAMBAH ROMBEL: Disdikbud Kaltara mengupayakan agar ada penambahan rombel untuk SMA di Tarakan.
TAMBAH ROMBEL: Disdikbud Kaltara mengupayakan agar ada penambahan rombel untuk SMA di Tarakan.

TARAKAN - Permasalahan ruang kelas rombongan belajar (Rombel) selalu muncul setiap memasuki Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). 

Dari seluruh kabupaten kota di Kaltara, permasalahan rombel paling besar terjadi pada PPDB tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tarakan. Beberapa solusi yang sudah dilakukan. Mulai dari meminta sekolah swasta membuka pendaftaran lebih dulu, sebelum sekolah negeri dibuka, hingga penambahan rombel. 

Hanya saja, solusi yang ada belum sepenuhnya menyelesaikan masalah PPDB. Diantaranya, masih ada orangtua calon siswa yang tidak mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta. Dengan alasan tidak ada biaya. Sehingga saat rombel di sekolah negeri ditambah, tetap masih ada calon siswa yang tidak tertampung. 

“Kami sebenarnya berharap semua masyarakat Kaltara yang anaknya berusia 16 sampai 18 tahun (untuk SMA) bisa bersekolah. Tapi ada sekolah negeri dan swasta, di swasta bayar dan di negeri tidak. Bagaimana meminimalisir itu, solusinya mungkin subsidi bagi siswa tidak mampu yang sekolah di swasta. Jadi, pemerintah tetap hadir,” terang Kepala Disdikbud Kaltara Teguh Henri Sutanto, Selasa (9/8).

Disdikbud Kaltara mengupayakan untuk menampung permasalahan subsidi, bagi siswa tidak mampu yang bersekolah di swasta ke dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang sedang disusun. Dengan harapan, animo masyarakat cukup tinggi nantinya untuk bersekolah di swasta. 

Bahkan, Teguh mendorong agar sekolah swasta meningkatkan kualitasnya lebih baik dari sekolah negeri. Sedangkan dalam permasalahan zonasi, ada dugaan warga berbondong-bondong pindah kartu keluarga. Untuk lebih dekat dengan sekolah yang diminati, hal itu merupakan kesalahan oknum.

“Kami akan kaji dulu. Tapi, memang kami harus berani menambah rombel. Nanti kami kondisikan untuk SMA 4 di Tarakan. Perkiraan dibuka dengan 4 rombel, kapasitas 36 orang setiap rombel,” sebutnya.

Selain itu, di SMA 1 Tarakan pun dilakukan penambahan 6 rombel. Namun, penambahan yang dilakukan secara bertahap. Misalnya di tahun ini dibuka 2 rombel. Maka tahun depan ditambah lagi 2 rombel hingga mencukupi 6 rombel. Saat ini pihaknya sedang mempertimbangkan untuk memulai persiapan SMA 4 di Tarakan. Sebagai antisipasi permasalahan PPDB di tahun ajaran mendatang. 

Persiapan tambahan rombel ini berupa ruang kelas. Misalnya ada lahan sedikit yang bisa dibangun gedung, untuk ruang kelas baru. Pembangunan SMA 4 dan SMK 4 di Jalan Kusuma Bangsa saat ini masih tahap pengerjaan. 

“Nanti akan kami tambah lagi rombelnya. Kalau SMA baru, nanti ada juga satu tahun depan kemungkinan. Sekarang ini masih mencari lahan yang banyak penduduknya tapi jauh dari SMA atau SMK. Contohnya masyarakat Jalan Pasir Putih, tidak tertampung semua,” ungkapnya.

Dengan adanya permasalahan rombel setiap tahun, Teguh menilai bisa menjadi bahan untuk dilakukan evaluasi dan menentukan kebijakan baru yang diambil. Untuk antisipasi tahun depan. Jangka pendeknya yang bisa diatasi, ruang kelas baru. Sedangkan sekolah baru masih dikaji, layak atau tidak. 

“Pasti layak sebenarnya, karena kebutuhan peserta didik melimpah. Cuma kan kalau kita menambah rombel di sekolah negeri, kasihan sekolah swasta. Nanti tidak ada peserta didiknya. Nah itu yang akan menjadi kendala,” tutur Teguh. (sas/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X