Potensi Bencana Alam di Kaltara Dipetakan, Karhutla Jadi Perhatian

- Jumat, 12 Agustus 2022 | 20:17 WIB
PENANGGULANGAN BENCANA: Personel BPBD berusaha memadamkan api saat kejadian Karhutla di wilayah Kaltara pada 2021 lalu.
PENANGGULANGAN BENCANA: Personel BPBD berusaha memadamkan api saat kejadian Karhutla di wilayah Kaltara pada 2021 lalu.

TANJUNG SELOR – Pemetaan potensi bencana alam yang terjadi setiap tahun di Kaltara, dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara. 

Mengingat, memasuki pertengahan tahun biasanya masyarakat membuka lahan dengan cara membakar hutan. Menurut Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang, potensi bencana alam perlu diantisipasi. Apalagi, Kaltara rawan akan bencana alam. 

“Di Kaltara memang sering terjadi bencana alam. Ada dua jenis bencana alam, yakni bencana alam kering dan basah. Yang basah itu banjir dan tanah longsor. Yang kering seperti Karhutla,” terangnya, Kamis (11/8).

Upaya mengatasi penanggulangan bencana, dengan banyak kebijakan yang dilakukan. Seperti, sosialisasikan rencana penanggulangan bencana, hingga membentuk desa penanggulangan bencana. 

“Pemetaan sedang kita proses dan diserahkan kepada Deputi Bidang Sistem dan Strategis BNPB. Peta bencana pun sudah di BNPB. Tinggal tindaklanjutnya yang kita lakukan,” jelasnya.

Beberapa lokasi di Kaltara, memiliki kerawanan bencana alam. Seperti di Tarakan, bencana tanah longsor dan banjir cukup rawan. Tarakan yang kondisi daerahnya banyak bukit, bahkan berpotensi terjadi tanah longsor.

“Ada juga bencana banjir, di Lumbis Pansiangan, Sembakung Kabupaten Nunukan. Itu karena imbas dari banjir kiriman dari Malaysia,” ujarnya. 

Memasuki masa tanam padi dan mencegah masyarakat membuka lahan dengan cara yang tidak benar. Gubernur meminta, agar masyarakat tidak sembarangan membakar. Sebab bisa memperluas kebakaran hutan.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Sistem dan Strategis BNPB Raditya Jati telah menyampaikan yang menjadi sumber bencana dan penanggulangannya. Sebagai Deputi yang membidangi Sistem dan Strategis, pihaknya mendukung secara asistensi dan substansi terdapat kajian. Sehingga menjadi perencanaan yang berguna bagi Pemprov Kaltara.

“Kami melihat, 50 persen bencana adalah banjir. Sedangkan 30 persen Karhutla dan sisanya merupakan bencana alam lainnya,” sebut Raditya. 

Untuk antisipasi bencana alam seperti banjir, harus dilihat penyebabnya. Dari hulu ke hilir dan mencari informasi secara akurat. (fai/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X