Bahaya Intai Jalur Transportasi Laut dan Sungai di Kaltara, Perubahan Gusung Sulit Terdeteksi

- Jumat, 12 Agustus 2022 | 20:18 WIB
HINDARI GUSUNG: Motoris speedboat mengikuti arah aman sesuai batas koridor dalam alur perlintasan ke kabupaten/kota di Kaltara.
HINDARI GUSUNG: Motoris speedboat mengikuti arah aman sesuai batas koridor dalam alur perlintasan ke kabupaten/kota di Kaltara.

TARAKAN – Perjalanan ketiga kabupaten di Kaltara, harus ditempuh melalui jalur laut maupun sungai. Yakni Kabupaten Bulungan, Tana Tidung dan Malinau. Agar jalur yang dilalui speedboat aman, Kantor Navigasi Tarakan meletakkan tanda pelayaran.

“Lambung sisi kanan yang paling aman, ditandai dengan (rambu suar) warna hijau. Bisa dilewati, bukan jarak, tapi lebih kepada sisinya. Apalagi gusung yang ada di alur pelayaran di Kaltara tidak bisa diketahui, ada berapa jarak kosong,” jelas Kepala Seksi Operasi Kantor Navigasi Tarakan Hendrikus Gunawan, Selasa (9/8) lalu.

Biasanya para pelaut, nakhoda, motoris maupun nelayan yang hendak melewati alur pelayaran di Kaltara melihat peta. Kemudian di lapangan, mengikuti arah aman sesuai rambu suar, lampung suar maupun menara. Sesuai batas koridor dalam alur perlintasan ke kabupaten/kota di Kaltara.

Gusung atau endapan yang menonjol ke permukaan laut, sering menjadi kendala para pengguna alur pelayaran. Sendimen di daerah sungai, sering berubah-ubah bahkan bisa disebut hampir setiap bulan. 

“Tak bisa diprediksi (perubahan gusung). Apalagi kalau sudah musim hujan, sering berpindah-pindah. Terutama di alur perairan Malinau,” tuturnya.

Jika terjadi perubahan gusung, pihaknya kesulitan melakukan perubahan tanda gusung di alur pelayaran. Namun, pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan penanda. Para pengguna alur pelayaran sering bekerjasama, dengan menyampaikan perubahan gusung menggunakan komunikasi radio. 

“Sulit dilakukan penandaan. Karena kalau kami tandai disatu tempat, ternyata pindah gusungnya. Malah kapal menabrak, kami juga yang disalahkan. Itu lebih ke ahlian nakhoda. Minimal harus ada radio. Komunikasi ke radio pantai kami di sini, sebelum berlayar atau selama pelayaran,” harapnya. 

Pihaknya sudah juga melengkapi sarana prasarana rambu pelayaran, untuk penanda navigasi di wilayah perairan hingga perbatasan Kaltim. Sama halnya dengan alur perlintasan, seperti ke Malinau dan daerah lainnya. Tanda di alur pelayaran yang menerangkan mana saja jalur yang aman dan tidak, termasuk gusung. Sehingga selama dalam pelayaran, semua kegiatan di perairan beraktivitas dengan aman.

“Sama seperti di peta, kalau ada penanda warna hijau, kuning atau merah itu nyata ada di alur pelayaran dengan posisi yang sama. Rambu suar, lampung suar sampai menara semuanya ada di lapangan,” pungkasnya. (sas/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X