Kebutuhan Pangan Picu Inflasi

- Sabtu, 13 Agustus 2022 | 20:51 WIB
KEBUTUHAN PANGAN: Seiring adanya pembangunan kawasan industri, produksi cabai mesti ditingkatkan.
KEBUTUHAN PANGAN: Seiring adanya pembangunan kawasan industri, produksi cabai mesti ditingkatkan.

TANJUNG SELOR - Sebagai salah Proyek Strategis Nasional (PSN), Kawasan Industri di Tanah Kuning-Mangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur akan membutuhkan tenaga kerja cukup banyak. 

Puluhan ribu tenaga kerja diperkirakan akan bekerja di kawasan industri tersebut. Dengan banyaknya tenaga kerja, dibutuhkan pangan yang tidak sedikit. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Tedy Arif Budiman mengungkapkan, kebutuhan pangan tenaga kerja juga memicu adanya inflasi di Kaltara. Sebab, kebutuhan pangan tidak sedikit. Sementara suplai ke Kaltara juga dipastikan harus meningkat.

“Pasti ada ketimpangan antara permintaan dan penawaran, dalam ketersediaan bahan pangan. Tenaga kerja butuh pangan untuk dikonsumsi,” ungkapnya, Jumat (12/8). 

Menurut dia, jika kurang dalam memitigasi hal itu, maka permintaan akan semakin meningkat. Jika suplai terbatas dan permintaan meningkat, tentu ada ketimpangan. BI yang memiliki peran advisor terhadap pemerintah, telah memperkenalkan metode tanam padi yang lebih produktif, dengan metode Hazton.

“Harapan kami, pemerintah daerah setempat baik Pemprov Kaltara dan Pemkab Bulungan mulai memikirkan mitigasi ketersediaan bahan pangan,” pintanya. 

Untuk komoditas beras, perlu peningkatan produksi. Selanjutnya, bahan pangan dapat dilakukan pada komoditas lainnya seperti sayuran. Berdasarkan hasil komunikasi, pemerintah daerah sudah mengupayakan meningkatkan produksi. Sementara pihak BI menyampaikan metode Hazton. Sehingga produktivitas meningkat dan menambah suplai beras.

“Ke depan harus ditingkatkan produksi cabai, tomat, jadi harus kita antisipasi,” imbuhnya.

Inflasi yang terjadi akibat adanya pembangunan kawasan industri perlu diwaspadai. Pihaknya belum memiliki proyeksi besaran inflasi yang akan terjadi, dengan adanya kawasan industri. Sebab tahapan pembangunan belum sampai di tahap pelibatan tenaga kerja dengan jumlah besar.
“Proyeksinya belum ada, karena memang saat ini progres di sana masih penyelesaian Amdal. Belum ke tahapan datangnya tenaga kerja yang jadi concern kita,” pungkasnya. (fai/uno) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X