Dapur Higienis di Lapas Tarakan Jadi Atensi

- Senin, 15 Agustus 2022 | 10:04 WIB
DAPUR LAPAS. Irjen Kemenkumham RI, Razilu mengecek kondisi dapur di Lapas Kelas IIA Tarakan, Sabtu (14/8).(SEPTIAN ASMADI/HRK)
DAPUR LAPAS. Irjen Kemenkumham RI, Razilu mengecek kondisi dapur di Lapas Kelas IIA Tarakan, Sabtu (14/8).(SEPTIAN ASMADI/HRK)

TARAKAN - Keberadaan dapur di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tarakan ditinjau langsung oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Hukum dan Asasi Manusia (Kemenkumham) RI, Razilu, Sabtu (13/8). Meninjau kondisi dapur yakni untuk memastikan para warga binaan mendapatkan pelayanan makan yang baik. Asupan makanan tersebut merupakan sumber energi dan kekuatan warga binaan.

"Saya lihat dimana keberadaan dapurnya. Bersih, tapi ada beberapa hal yang saya sarankan. Dari yang saya sampaikan, sebenarnya mereka (Lapas Tarakan) sedang berupaya. Seperti harus ada Sertifikat Laik Higiene dari Dinas Kesehatan (Dinkes)," kata Razilu.

Ia menegaskan, sertifikat Laik Higiene adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh Dinkes dalam rangka mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, proses pengolahan dan perlengkapan pengolahan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Kemudian Sertifikat Penjamah Makanan, orang yang memiliki Sertifikat Penjamah Makanan yang memiliki kemampuan secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan. Mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian. Ditambah lagi, ketiga yaitu Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Kalau makanan itu halal, bisa dimakan oleh semua jenis agama, apapun juga. Kalau tidak halal, berarti orang Islam tidak bisa makan. Sudah diterapkan di Padang, sebagian besar," jelasnya.

Ia menegaskan, dapur meskipun berada di tengah Lapas harus memiliki kelebihan, mesti hanya dari aspek kelayakan konsumsi. Selain itu, bisa menjadi kebanggaan dari berbagai aspek erta dibandingkan dengan dapur yang lain.

"Tidak wajib juga. Tetapi tergantung dari kreativitas dari Lapas. Itu menjadi kebanggaan, kalau punya prestasi. Standar sudah dijalankan, tinggal menambah apa yang tidak ada. Tapi, beberapa tempat sudah mengupayakan. Kalau laik higiene kan menjadi penting. Apalagi makanan masuk ke tubuh kan bersih dan tidak berbahaya," tegasnya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Tarakan yang baru pertama kali, menjafi tantangan terbesar menjaga Lapas Tarakan dengan 1.472 warga binaan tetap aman dan terkendali. "Kalau kita lihat situasi di Lapas Tarakan ini, indikasi yang paling jelas kehadiran warga binaan dalam setiap kegiatan pembinaan yang dilakukan. Kalau banyak yang hadir, berarti pembinaannya berjalan baik," tuturnya.

Menurutnya, selain asimilasi, hak warga binaan lainnya yang harus dipastikan diterima, mendapatkan asupan makanan yang sesuai standar dan halal. Jika warga binaan yang memenuhi syarat sudah harus mendapatkan hak asimiliasi, sebagai proses pembinaan dengan membaurkan warga binaan dengan masyarakat, maka hak lainnya warga binaan harus jelas mendapatkan asupan makanan yang layak.(sas)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Upah Tak Sesuai, PMI Kabur dari Majikan di Malaysia

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:30 WIB

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB
X