Pulang, 68 Jemaah Haji asal Tarakan Dalam Kondisi Sehat

- Senin, 15 Agustus 2022 | 10:05 WIB
TIBA DI TARAKAN. Jemaah haji asal Tarakan saat tiba di Masjid Baitul Izzah, Sabtu (13/8).(SEPTIAN ASMADI/HRK)
TIBA DI TARAKAN. Jemaah haji asal Tarakan saat tiba di Masjid Baitul Izzah, Sabtu (13/8).(SEPTIAN ASMADI/HRK)

TARAKAN - Dari total 68 jemaah haji asal Tarakan, yang tiba pada Sabtu (13/8) hanya sekitar 61 orang. Tujuh orang jemaah haji lainnya bertahan di Balikpapan.

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kota Tarakan, Muhammad Aslam mengatakan, dari total jemaah haji asal Tarakan 68 orang tiba di Tanah Air dalam kondisi sehat semua. Tujuh orang warga Tarakan bertahan di Balikpapan karena akan melanjutkan perjalanan ke tempat tinggal sang anak.

"Jadi ada tujuh orang anaknya tinggal di Balikpapan dan Samarinda, satunya di Surabaya jadi tidak ikut ke Tarakan. Jadi yang datang ke Tarakan 61 orang," katanya.

Semua proses haji selesai dan termasuk kondisi kesehatan dipantau terus. Namun ada jemaah haji yang merasakan gejala batuk-batuk dan sakit ringan selama dua hari. Ia berharap seluruh jemaah haji menjadi haji mabrur. Adapun jemaah yang bertahan di Balikpapan ada yang terbang ke Surabaya karena ingin ke rumah orangtua. "Sampai di Balikpapan tidak ikut ke Tarakan lagi," ungkapnya.

Ia menegaskan per 13 Agustus 2022 kemarin, seluruh jemaah haji asal Kaltara sudah tiba di Tarakan. Termasuk jemaah dari Nunukan, KTT dan Malinau.

Seluruh jemaah haji lanjutnya sudah menjalani swab test antigen dan dinyatakan negatif sehingga dipastikan semua yang tiba di Tanah Air dalam kondisi aman.

"Sudah ada dinkes bawa buku untuk peninjauan 21 hari jadi selam 21 hari kalau ada sakit atau demam tinggi harus lapor ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit umum biar dipantau kesehatannya selama 21 hari," jelasnya.

Selama 21 hari pemantauan, jemaah haji diperbolehkan jalan-jalan keluar dan tidak melakukan karantina. Jika ada gejala sakit, jemaah diharap melapor. "Sudah diinformasikan kepada seluruh jemaah haji kita di Tarakan," imbuhnya.

Salah seorang jemaah haji, Hamid Amren mengatakan, ia mengikuti ibadah haji untuk pertama kalinya adalah sebuah perjalanan rohani yang panjang. "Ibadah fisik sebenarnya. Alhamdulillah semua jemaah Tarakan kembali dalam keadaan utuh. Berangkatnya sama, pulangnya juga sama. Karena memang yang paling berat ketika berada di Arafah, Musdalifah dan di Mina," ucapnya.

Saat berada di Arafah, Musdalifah dan Mina yang disebut juga Armina, membutuhkan fisik luar biasa. Mesti begitu, semua jemaah asal Tarakan bisa melalui dengan lancar. Begitu juga lanjutnya saat hari kedua, proses pelemparan jumrah, ada insiden listrik padam. Sebenarnya, hanya di kehebohan jemaah yang cukup besar yang disebabkan persoalan kecil yakni listrik padam.

"Terowongan Mina besarnya seperti di ruang Islamic Center. Mungkin separuh ini, jadi kalau mati lampu tidak masalah. Arus jemaah yang masuk dan keluar tidak ada tabrakan orang karena sudah diatur," ungkapnya.

Ia mengaku, seluruh jemaah tahun ini tak bisa mencium batu Hajar Aswad yang ada di Ka’bah. Karena memang semua sudah dikelilingi pagar dan dijaga ketat. "Baru dibuka setelah semua proses haji sudah selesai. Orang sudah berpindah semua ke Madinah, itu baru dibuka jadi pas kami sehari sudah berangkat, besoknya sudah dibuka. Di sana, tidak ada warga Arab memakai masker untuk jemaah hajinya," pungkasnya.(sas)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Upah Tak Sesuai, PMI Kabur dari Majikan di Malaysia

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:30 WIB

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB
X