Keberadaan TPS3R Dikeluhkan

- Selasa, 16 Agustus 2022 | 20:44 WIB
DIKELUHKAN WARGA: Meski tersedia TPS3R, masih ada yang membuang sampah di dekat rumah warga di Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Sebengkok, Senin (15/8).
DIKELUHKAN WARGA: Meski tersedia TPS3R, masih ada yang membuang sampah di dekat rumah warga di Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Sebengkok, Senin (15/8).

TARAKAN - Warga RT 18 Kelurahan Sebengkok, Tarakan Tengah mengeluhkan adanya pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Tak hanya menimbulkan aroma tak sedap, kotoran sampah terlihat berserakan hingga di jalan raya. 

Salah seorang warga RT 18, Maryam mengatakan, sejak beroperasinya TPS3R pada 1 Agustus lalu. Warga sekitar tidak pernah diminta izin atau disampaikan melalui sosialisasi. “Kami begitu menolak, langsung ke Lurah sampai ke Ketua Dewan. Katanya nanti dipelajari, kami seperti di pimpong,” tegasnya, Senin (15/8).

Selama TPS3R beroperasi, sampah juga berserakan di dekat rumahnya. Ditambah ada orang yang malah membuang sampah di tanah kosong sebelah rumahnya. Akibatnya, tidak hanya bau sampah. Tapi juga banyak sampah yang berserakan hingga ke jalan.

“Katanya tidak ada air. Berapa hari ini sudah ada air, dibersihkan tapi bau tetap ada. Kami sudah kemana-mana sampai ke Dinas Pekerjaan Umum. Tapi sampai sekarang tidak ada jawaban dari pemerintah,” keluhnya.

Maryam sejak awal sudah menolak adanya TPS3R dekat rumahnya. Padahal, dari informasi yang diterimanya ada ratusan warga yang setuju. Tapi ia tidak pernah dilibatkan. “Warga di belakang itu yang tanda tangan setuju. Saya tidak merasa ikut tanda tangan. Kalau mereka yang dibelakang, tidak mencium aroma sampah. Kalau setuju dekat rumah mereka saja, biar hirup bau sampahnya,” kesalnya. 

Sampah menumpuk hampir setiap hari di sebelah rumahnya. Pengelolaan sampah 3R tutup sehari saja. Ditambah lagi lalat semakin banyak, meski sampah sudah diangkut. Ia mempertanyakan penjagaan petugas, misalnya Satpol PP. Sehingga masyarakat pun tidak membuang sampah sembarangan hingga berhamburan.

“Kami pernah tanya orang yang buang sampah itu, ternyata warga Kelurahan Kampung Satu, bukan Sebengkok. Saya mau beracara di rumah ini juga terganggu dengan sampah begini. Nanti saya bawa ke jalur hukum saja,” tegasnya.

Sementara itu Lurah Sebengkok Syahril Alamsyah mengatakan, TPS3R ini untuk memudahkan pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Sebengkok. Sehingga, pihaknya memindahkan transfer depo Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Jalan Sebengkok Waru menjadi TPS3R di Jalan KH Agus Salim. 

“Kami sudah pindahkan di sana (transfer depo TPS) ke TPS 3R di Gunung Selumit (Jalan KH Agus Salim),” jelasnya.

Sebelum sampah sampai ke TPS3R, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang akan mengambil sampah di rumah warga. Ada pemilahan sampah, termasuk penambah ekonomi kehidupan. Diantaranya dibuat pupuk, produksinya bahkan mencapai 2 ton dalam dua pekan.

Ia menilai, TPS 3R ini tempatnya sudah khusus dan dapat mengelola dengan baik sampahnya. Meski ia akui sosialisasi kurang dilakukan, namun sudah menggerakkan KSM. “Memang belum dalam bentuk tertulis. Tapi pemberitahuan secara tertulis akan kami sampaikan, lewat masjid supaya masyarakat paham,” ungkapnya. 

Sejak Depo Transfer Sampah ditutup, masih ada masyarakat yang mengikuti kebiasaan belasan tahun. Tetap membuang sampah di depo Sebengkok Waru. “Kami berharap dari Satpol PP untuk mengatur. Sampai saat ini mereka membantu melalui patroli. Tapi hanya satu jam, terus tinggalkan dan kosong. Sedangkan yang buang sampah tidak tahu jam berapa,” tuturnya.

Ia menegaskan, TPS3R ini berbeda dengan transfer depo sampah. TPS3R, sampah dipilah dan ada dua orang pemilah yang sudah digaji Pemkot Tarakan. Melalui tenaga honor langsung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tarakan. (sas/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Upah Tak Sesuai, PMI Kabur dari Majikan di Malaysia

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:30 WIB

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB
X