Target 32 Ribu Pengguna QRIS

- Jumat, 2 September 2022 | 01:18 WIB
PENGGUNA QRIS: Salah seorang pengunjung melakukan transaksi menggunakan QRIS disalah satu coffee shop di Tarakan, Kamis (1/9).
PENGGUNA QRIS: Salah seorang pengunjung melakukan transaksi menggunakan QRIS disalah satu coffee shop di Tarakan, Kamis (1/9).

BANK Indonesia (BI) berupaya lakukan sejumlah kegiatan sosialisasi, untuk meningkatkan transaksi menggunakan pembayaran digital.

Salah satunya menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang merupakan metode pembayaran digital dengan standarisasi pembayaran QR Code dari BI. Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kaltara Tedy Arief Budiman mengakui, proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah dan keamanan terjaga. Hingga saat ini, penggunaan pembayaran digital di Kaltara mengalami peningkatan cukup signifikan.

Dari jumlah yang hanya 6.242 pengguna per Desember 2021. Jumlah pengguna baru QRIS hingga Juni tahun ini mencapai 22.354 orang. “Berarti ada tambahan sebanyak 16.112 pengguna baru, jika dibandingkan akhir Desember 2021 meningkat sebesar 258,12 persen,” jelas, Kamis (1/9).

Berdasarkan data, jumlah pengguna QRIS di Kaltara terbanyak di Tarakan. Persentase saat ini bahkan mencapai 53 persen pengguna asal Tarakan. Kemudian Nunukan 21 persen, Bulungan 18 persen, Malinau 5 persen dan Kabupaten Tana Tidung sebanyak 2 persen.

“Penambahan pengguna ini terus berjalan. Memang ada permasalahan seperti adanya potongan. QRIS ini memiliki beberapa kriteria, semisal untuk kegiatan sosial seperti rumah ibadah tidak memiliki potongan. Misalnya mau donasi di masjid, sedekah itu tidak ada potongan, 100 persen untuk masjidnya,” ungkap Tedy.

Namun demikian, nilai pemotongan pembayaran tidak sampai 10 persen seperti yang disebut-sebut selama ini. Jika masyarakat mendapati pemotongan pembayaran melalui QRIS sebesar 10 persen, harap melaporkan ke BI Perwakilan Kaltara. “Karena ini tugas kami dan akan dilakukan sosialisasi kepada yang bersangkutan jika didapati pemotongan sebesar itu,” tegasnya.

Potongan bagi pembayaran melakui QRIS ini berlaku untuk merchant sebesar 0,7 persen dan sudah mulai diberlakukan sejak Pandemi Covid 19. Artinya, 0,7 persen ini bila dilihat ada potongan. Tapi, sebenarnya jika dibandingkan saat menggunakan kartu kredit misalnya, jumlah tersebut menjadi besar sekali.

“Nah, saya optimis suatu saat ini akan hilang. Tapi, dalam perubahan sistem, teknisi perlu mengeluarkan biaya. Pemotongan inilah yang dilakukan untuk menutupi pembiayaan teknologi itu. Ke depan ini akan 0, ini tuntutan zaman juga kan,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya akan berupaya memenuhi target pengguna QRIS bisa mencapai 32 ribu pengguna. Saat ini, masih kurang lebih 10 ribu pengguna untuk mencapai target tersebut. Diharapkan bisa tercapai pada Desember 2022.

“Nanti akan ada kegiatan yang mengarah kepada penggunaan QRIS kaum milenial. Saat ini juga penyediaan merchant QRIS mengalami peningkatan. Per Juni lalu, sudah ada 34.091 merchant. Meningkat sebanyak 5.585 merchant jika dibandingkan posisi pada 31 Desember 2021 yang hanya mencapai 28.506 merchant,” sebutnya. (sas/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X