TANJUNG SELOR - Pencemaran lingkungan yang terjadi di Kabupaten Malinau, masih dilakukan penyelidikan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kaltara.
Terjadinya pencemaran lingkungan tersebut sudah dilaporkan masyarakat sejak Juli lalu. Hingga awal September ini, kasus tersebut masih bergulir. Namun, masyarakat tetap menuntut agar kasus tersebut bisa diselesaikan.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Kaltara Kombes Pol Hendi F Kurniawan mengatakan, pihaknya terus melakukan penyelidikan mengenai laporan adanya pencemaran lingkungan di Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau.
“Sudah naik statusnya ke tahap penyelidikan,” ungkapnya, Senin (5/9).
Sejak awal menerima laporan itu, langsung turun ke lokasi untuk membuktikan. Saat turun ke lokasi, kembali terjadi banjir yang diakibatkan jebolnya sumur atau tanggul dari air limpasan.
“Kemudian tanggul yang jebol kedua kalinya, kami juga masih ada di lokasi. Kami langsung lakukan investigasi,” tuturnya.
Bahkan, Ditreskrimsus juga melibatkan ahli yang lebih mengetahui pencemaran lingkungan. Ahli tersebut bertugas untuk mengecek lokasi. Baik itu tanggul yang jebol maupun sungai yang tercemar. Bahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga dilibatkan. Sebab butuh ahli yang bisa memahami kadar air, terjadi pencemaran atau tidak.
“Di tahap penyelidikan ini, kita periksa juga saksi-saksi. Pemeriksaan yang utama terhadap pihak perusahaan yang beroperasi. Kemudian masyarakat, pihak pelapor serta ahli,” jelasnya.
Pemeriksaan dan penyelidikan tidak berhenti. Pihaknya masih menunggu hasil dari uji laboratorium terkait pencemaran sungai yang dilaporkan. Sehingga ada bukti yang bisa ditindaklanjuti nantinya.
“Kita belum tahu hasil uji kadar air dan masih menunggu. Ini tetap berjalan penyelidikannya,” imbuh Hendi. (fai/uno)
