TANJUNG SELOR - Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara sudah memprediksi bakal terjadi inflasi, akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Meski BPS belum mencatat inflasi tersebut.
Diprediksi, pada Oktober mendatang sudah ada data inflasi yang dikeluarkan BPS. Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Kaltara Slamet Romelan, kenaikan harga BBM berdampak pada banyak sektor perekonomian. Dampak kenaikan BBM seperti inflasi, baru akan tercatat pada Oktober mendatang. Sebab kenaikan harga terjadi di awal September ini.
“Mudah-mudahan mulai ada gambaran, kita akan cek bulan depan (Oktober) seberapa besar inflasi yang terjadi,” terang Slamet, kemarin (12/9).
Ia meyakini, cukup besar dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi di Kaltara. Bukan hanya pada Oktober saja, melainkan di bulan-bukan berikutnya. Mengingat, data inflasi dapat tercatat hingga akhir tahun nanti.
“Naiknya harga BBM ini memberikan multiplier effect luar biasa. Semua sektor hampir terdampak, mulai pertanian hingga perikanan, termasuk mikro dan makro,” jelasnya.
Saat ini, pendataan untuk mengetahui angka inflasi pada September telah berjalan. Hasilnya baru dapat diketahui awal bulan depan. Inflasi itu didata tiap bulan, dan kemungkinan akan mulai dirilis 1 Oktober nanti.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setprov Kaltara Bustan mengatakan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menindaklanjuti rekomendasi dari tim pengendalian inflasi pusat. Terkait langkah dan rekomendasi meredam inflasi di daerah.
“Upaya kita, agar inflasi di Kaltara bisa di bawah 4,9 persen. Setelah kita pantau, ternyata kebutuhan dan harga semuanya stabil. Artinya, masih terjaga,” singkatnya. (fai/uno)
