Kawasan Food Estate Belum Maksimal

- Selasa, 20 September 2022 | 12:39 WIB
KEBUTUHAN PANGAN: Pasokan beras di Bulungan masih mengandalkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi.
KEBUTUHAN PANGAN: Pasokan beras di Bulungan masih mengandalkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi.

TANJUNG SELOR - Hasil produksi dari pengembangan kawasan food estate di Bulungan, belum mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Meskipun pengembangan kawasan food estate ini, sudah digagas sejak tahun 2011 silam lalu. Dikatakan Bupati  Bulungan Syarwani, hingga saat ini untuk pasokan beras masih mengandalkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi.

Untuk meminimalisir ketergantungan tersebut, Pemkab Bulungan akan memaksimalkan produksi pangan yang ada. Termasuk beberapa wilayah yang telah memproduksi gabah, seperti di Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur.

“Kita akan optimalkan produksi pangan daerah, untuk meminimalisir ketergantungan dari luar Bulungan,” ungkap Syarwani, Senin (19/9).

Menurut Syarwani, persoalan yang dihadapi para petani, ketika pasca panen. Termasuk kesiapan pasar sebagai sarana untuk menguatkan produk hasil pertanian. Bupati pun meminta dinas teknis agar memetakan lahan potensi, untuk pengembangan pertanian.

Dengan masuknya investor pengembang Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kecamatan Tanjung Palas Timur, tentu menjadi peluang bagi para petani. Untuk meningkatkan produksi, sehingga pangsa pasar semakin terbuka.

Selain produktivitas, kualitas beras juga harus ditingkatkan. Sehingga bisa bersaing dengan beras dari luar daerah. Di lain pihak, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Bulungan Achmad Yani membenarkan jika program food estate belum berjalan optimal.

Tahun depan, pengembangan kawasan food estate bisa lebih dimaksimalkan. Seiring kesiapan kebutuhan pangan daerah berkaitan rencana pembangunan mega proyek di Bulungan. “Makanya produksi harus kita tingkatkan,” harapnya.

Dikatakan Yani, untuk pengembangan tidak hanya fokus di satu titik. Sebab, hal yang sama akan dilakukan di beberapa wilayah kecamatan lain. Meskipun, secara tahap awal untuk memenuhi kebutuhan di kawasan industri, produksi pertanian masih sedikit.

“Produksi gabah di Bulungan rata-rata masih di bawah 4 ton per hektare. Untuk di Sajau Hilir alami kenaikan menjadi 6,6 ton per hektare. Peningkatan hasil produksi, berkaitan dengan metode pengolahan lahan pertanian,” ungkapnya.

Menurut Yani, produksi pertanian sangat bergantung pada pola penggarapan lahan. Jika dipadukan dengan teknologi, maka produksi pertanian akan meningkat. Sementara untuk kawasan industri, Bulungan harus siap sebagai penyangga pangan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim). (*/mts/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X