Proyek Jalan Malinau-Long Bawan, Fokus Tuntaskan Jembatan Penghubung

- Jumat, 23 September 2022 | 02:56 WIB
TINJAU PERBATASAN: Suheriyatna (paling kiri) merupakan salah seorang TPE-PSN Kementerian PUPR RI saat lakukan peninjauan di wilayah perbatasan Kaltara.
TINJAU PERBATASAN: Suheriyatna (paling kiri) merupakan salah seorang TPE-PSN Kementerian PUPR RI saat lakukan peninjauan di wilayah perbatasan Kaltara.

MALINAU – Dipimpin oleh ketua Tim Pemantau dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR RI), Ir Subagyo CES. Pada Rabu (21/9) lalu, melakukan tinjauan ke lapangan di Kalimantan Utara (Kaltara).

Salah satunya di jalan poros Malinau–Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan. Ada beberapa titik ruas jalan yang ditinjau dari ruas Malinau–Long Semamu. Pantauan lapangan, ada sejumlah kegiatan yang dilakukan kontraktor pelaksana, yakni PT Adhi Karya (persero) dan lainnya. Di antaranya pemotongan bukit untuk penurunan grade, relokasi jalan, juga pembangunan jembatan.

Salah seorang dari TPE-PSE Kementerian PUPR-RI, Suheriyatna, yang turut melakukan tinjauan lapangan mengungkapkan, sesuai target yang ditetapkan. Ruas jalan Malinau–Long Bawan (Krayan) sepanjang 207,5 kilometer (Km), masuk dalam proyek strategis ini, akan dituntaskan Juni 2024 mendatang.

Dari hasil evaluasi dan pantuan di lapangan, ada beberapa yang menjadi fokus pengerjaan. Untuk bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Di antaranya penuntasan sejumlah jembatan penghubung di sepanjang jalan menuju perbatasan negara ini.

Disebutkan, sedikitnya masih ada 37 titik jembatan yang harus dibangun. Dari titik Long Semamu-Long Bawan. Dengan panjang bentang beragam, dari pendek hingga jembatan panjang.

Alhamdulillah setelah perjalanan cukup panjang, hingga mobil yang kami tumpangi sempat mengalami kerusakan. Kami akhirnya bisa menembus sampai sini. Sudah kita lihat ada beberapa pekerjaan,” kata Suheriyatna, saat tiba di titik pembangunan jembatan Melasuk di ruas Malinau – Semamu.

Ia mengatakan, dalam tinjauan ini tim melihat pembangunan jembatan Melasuk. Dengan bentang 80 meter di Ruas Jalan Malinau-Long Semamu-Long Bawan di Kabupaten Malinau, telah rampung dan dapat dilewati.

Jembatan dengan menggunakan rangka semi permanen (balley dengan tiga panel) itu, memiliki kapasitas kemampuan jembatan maksimal 12 ton. Diperuntukkan untuk angkutan kendaraan ringan membawa logistik, BBM dan bahan bangunan ke kawasan masyarakat di perbatasan.

“Dari laporan yang disampaikan Satker yang menangani. Dari Semamu sampai Long Bawan ada sekitar 37 jembatan. Termasuk satu jembatan bentang panjang di daerah Krayan. Itu nanti akan kita bangun, semi permanen dulu seperti di Jembatan Melasuk ini. Dengan harapan bisa dilewati untuk transportasi masyarakat,” tutur Suheriyatna.

Dengan terhubungnya semua jembatan dari Malinau hingga Krayan. Nantinya jalan poros ini sudah bisa fungsional, yang dapat dinikmati masyarakat. Utamanya warga di wilayah perbatasan.

Terutama untuk pengangkutan barang. Terhubungnya jalan ini, lanjut Suheriyatna, memang sudah lama ditunggu masyarakat yang menuju perbatasan dari Malinau-Long Bawan. “Di mana selama ini hanya angkutan sungai dan udara, yang menjadi alternatif utama masyarakat di perbatasan Kaltara. Dengan risiko tinggi dan tentu biaya yang mahal,” ungkapnya.

Apalagi dengan ditutupnya perbatasan Long Midang (Kaltara-Indonesia) dengan Bakalalang (Sabah-Malaysia) selama pandemi Covid. Dengan telah terhubungnya jembatan dan jalan ini, Suheriyatna mengatakan, akses jalur darat akan lancar. Sehingga transportasi barang dan orang lancar. Yang efek positifnya akan menurunkan harga kebutuhan di wilayah perbatasan.

Selain jembatan yang akan menjadi fokus penyelesaian, menurut Suheriyatna, laporan dari Satker. Sesuai topografi wilayah di sepanjang jalan yang dibangun ini, ada beberapa titik yang perlu penanganan khusus. Salah satunya karena ketinggiannya.

“Selain pengerjaan jembatan, dari sisi Malinau – Semamu, kita lihat ada beberapa pengerjaan relokasi jalan. Ada satu ruas dari 16 kilometer, kita relokasi menjadi 8 kilometer. Juga ada pemotongan bukit atau penurunan grade tanah, supaya tidak terlalu menanjak atau menurun jalannya,” terang Suheriyatna.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X