Tim Gabungan Awasi Ketat Peredaran Barang Ilegal di Laut Kaltara

- Sabtu, 24 September 2022 | 10:00 WIB
PATROLI: Tim gabungan BNNP Kaltara dan Bea Cukai Tarakan melakukan patroli di perairan sekitar Tarakan, Kamis (22/9) lalu.
PATROLI: Tim gabungan BNNP Kaltara dan Bea Cukai Tarakan melakukan patroli di perairan sekitar Tarakan, Kamis (22/9) lalu.

TARAKAN - Peredaran narkoba yang semakin meresahkan di Tarakan, membuat aparat harus berpikir cepat untuk mengembangkan informasi terkait modus penyelundupan narkotika, terutama sabu.

Salah satu sarana yang bisa digunakan pelaku, kapal barang atau kapal penumpang yang melayani pelayaran antarprovinsi. Razia tim gabungan, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNPP) Kaltara dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tarakan melakukan pemeriksaan kapal yang berada di wilayah perairan Tarakan, pada Kamis (22/9) lalu.

Kepala BNPP Kaltara Brigjen Pol Rudi Hartono melalui Kepala Bidang Penindakan, AKBP Deden Andriana mengatakan, paling diwaspadai sekitar wilayah perairan Bunyu, yang berbatasan dengan perairan Filipina.

“Sebenarnya tidak ada agenda khusus. Tapi, melihat peluang. Ada kapal patroli besar dari Kanwil Bea Cukai, jadi kami memohon dan mengajukan permintaan ke instansi di luar BNNP. Seperti Badan Intelejen Daerah (Binda) Kaltara dan TNI AD dan TNI AL untuk bersama-sama. Paling tidak meredam atau mereduksi peredaran narkotika,” ujarnya, Jumat (23/9).

Selain itu, jika dalam razia yang dilakukan tim menemukan adanya tindak pidana lain, maka akan diserahkan kepada pihak berwenang. Misalnya ditemukan senjata api ilegal, maka diserahkan ke Polda Kaltara atau temuan barang selundupan, bisa ditangani Bea Cukai.

“BNN yang menggagas, karena memang harus sinergi dan bekerjasama dengan instansi lainnya. Ada tiga kapal ikan dan beberapa kapal barang yang dari Palu menuju Tarakan kami periksa. Kami lakukan penggeledahan, tapi masih nihil,” tuturnya.

Sasaran utamanya, kapal yang berada di sekitar Pulau Bunyu. Berbatasan langsung dengan perairan Filipina, menurutnya bisa ada kemungkinan barang ilegal masuk. Tidak hanya narkotika, senjata ilegal juga harus diwaspadai.

Bahkan dalam beberapa kali pengungkapan sabu, didapati di sekitar wilayah perairan Bunyu dan diduga transaksi dilakukan di sekitar wilayah tersebut. Pantai Amal merupakan daratan Tarakan yang terdekat dengan Bunyu. Bisa menjadi salah satu lokasi sandarnya kapal pelaku.

“Kalau Bunyu itu sudah laut lepas. Kapal kalau lewati perairan tertentu di Tarakan bisa kandas. Tapi di Bunyu itu laut dalam,” ungkapnya.

Sementara itu, kapal barang yang biasanya datang ke Tarakan, dari Sulawesi terutama Palu membawa sembako. Dikhawatirkan pulangnya ke Palu, dari Tarakan yang bisa dijadikan sarana membawa barang ilegal.

Modus membawa sabu menggunakan kapal barang sudah beberapa kali diungkap BNNP. Termasuk kapal penumpang yang sandar di Tarakan dan akan berlayar kembali ke Sulawesi.

“Rata-rata ya kapal besar. Paling rawan itu yang kapal dari luar Tarakan, misalnya Palu atau Sulawesi Selatan atau ke Kaltim,” imbuhnya.

Berbeda dengan modus menggunakan nelayan sebagai kedok penyelundupan sabu. Deden mengatakan, memang sudah cukup lama. Nelayan ini sering dimanfaatkan pelaku untuk menyeludupkan sabu dengan janji upah yang besar.

Sebelum ini juga ada pengungkapan sabu, pelaku yang menggunakan modus pura-pura memancing. Sandar di tengah laut dengan alasan sebagai nelayan. Namun, ternyata baru saja selesai melakukan transaksi sabu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X