TARAKAN - Stasiun Meteorologi Juwata Tarakan mengeluarkan peringatan dini cuaca di wilayah Kalimantan Utara. Potensi hujan sedang hingga lebat akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Kepala Stasiun Meteorologi Juwata Tarakan Muhammad Sulam Khilmi mengatakan, potensi hujan sedang hingga lebat akan terjadi pada Kamis (13/10) hingga Sabtu (15/10). Tak hanya hujan, petir dan angin kencang diperkirakan juga akan terjadi.
“Untuk Kamis ini cuaca diperkirakan akan melanda wilayah Sungai Boh, Tulin Onsoi, Sei Menggaris, Sekatak, Sembakung Antulai, Tana Lia, Nunukan, Tarakan, Bunyu dan Sesayap. Hujan diperkirakan melanda mulai sore hingga dini hari,” jelasnya, kemarin (13/10).
Sementara pada 15 Oktober besok, peringatan dini cuaca hujan lebat juga akan berada di wilayah Malinau Selatan Hilir, Peso Hilir, Tanjung Palas Timur, Kayan Hilir, Lumbis, Tanjung Palas Utara, Malinau dan Tanjung Selor.
Menanggapi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan dan Kantor SAR Tarakan sudah melakukan mitigasi bencana. Hal ini untuk mengantisipasi adanya kemungkinan kejadian longsor maupun banjir.
“Kami samakan persepsi kalau ada terjadi bencana. Selama ini di masing-masing OPD itu ada standar rescue nya untuk menangani bencana. Dengan ini akan terbentuk tim serta standar operasional prosedur yang baku,” kata Kepala BPBD Tarakan, Yonsep.
Tak hanya itu, potensi bencana yang kerap kali terjadi adalah gempa dan tsunami di Indonesia. Sehingga pihaknya akan mengantisipasi kejadian tersebut akan menimpa wilayah Kaltara.
“Pada 2010 dan 2015 silam terakhir gempa hebat, dampaknya memang itu. Kami juga ada informasi dari BMKG kan ada patahan lempeng juga, ini sangat diwaspadai. Bukan menakuti, seperti statement pak Jokowi berteman dengan bencana,” ungkapnya.
Menurutnya, standar operasional prosedural terkait mitigasi bencana ini harus segera dibuat. Di tengah perubahan iklim yang begitu cepat. Disinggung soal simulasi mitigasi bencana ini, pihaknya belum bisa memastikan terkait pelaksanaannya. Sebab, terkendala anggaran yang minim.
“Bukan hanya gempa bumi. Kami akan bicarakan untuk dibuat dalam satu persepsi. Kalau terjadi apa-apa kami sudah punya konsep sehingga bisa kita sampaikan ke masyarakat," katanya. (sas/uno)