TIDENG PALE – Pemerintah Kabupaten Tana Tidung (KTT) menindaklanjuti arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), perihal penekanan inflasi daerah dengan meninjau ke lapangan.
Peninjauan ke lapangan untuk memastikan ketersediaan pangan di pasaran. Terutama bahan pokok kebutuhan masyarakat. “Terkait ketersediaan pangan, kita akan rutin memantau stok pangan di pasaran. Terutama yang berkaitan dengan bahan pokok penting (Bapokting),” terang Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop UMKM) KTT Hardani Yusri, Kamis (27/10).
Hardani mengakui, saat ini sudah ada laporan dan data resmi yang masuk ke Disperindagkop UMKM. Soal stabilitas dan ketersediaan pangan di pasaran. Secara umum, stok pangan dan di pasaran masih tergolong aman.
“Kalau memang ada kekurangan stok ataupun distribusi terhambat, secara otomatis ketersediaan pangan berkurang. Hal itu pun berdampak terhadap kenaikan harga dan ini yang harus diatasi bersama,” pintanya.
Menurut Hardani, harga pangan dan beberapa Bapokting cenderung alami stabil. Bilapun terjadi kenaikan, tidak terlalu signifikan. Kenaikan beberapa komoditas sembako, penyebabnya karena adanya kebijakan pemerintah terkait penyesuaian tarif BBM subsidi.
“Iya karena memang komoditas yang ada di pasaran saat ini masih andalkan dari daerah lain. Kita tidak pungkiri soal itu,” tuturnya. Berkaitan Nilai Tukar Petani (NTP) di pedesaan sesuai data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, pada periode September 2022 sebesar 108,34 atau naik 0,42 persen. Jika dibanding NTP pada Agustus 2022.
Peningkatan NTP itu, disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayarkan petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator, untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa, yang dikonsumsi maupun biaya produksi. (*/mts/uno)