Penyaluran BBM Masih Terkendala

- Sabtu, 17 Desember 2022 | 11:54 WIB
PENYALURAN BBM: Masyarakat ketika mengisi BBM di salah satu SPBU di Kaltara.
PENYALURAN BBM: Masyarakat ketika mengisi BBM di salah satu SPBU di Kaltara.

TARAKAN - Setiap harinya, Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menyalurkan sebanyak 97 kiloliter (KL) produk solar, 339 KL produk Pertalite dan 10.016 tabung LPG 3 kg. Penyaluran tersebut sudah termasuk di Kaltara.

Area Manager Comm Rel & CSR Patra Niaga Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicandra mengatakan, sebagai sub holding commercial & trading, menyalurkan kebutuhan energi berupa BBM dan elpiji kepada masyarakat, tidak terkecuali di Kaltara. Menurutnya, kondisi geografis merupakan salah satu tantangan bagi Pertamina dalam penyaluran energi hingga pelosok negeri.

“Di wilayah Kalimantan Utara masih ada beberapa titik yang perlu dijangkau oleh Pertamina bersama pemerintah pusat dan daerah. Untuk menyalurkan energi kepada masyarakat seperti di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Seperti di wilayah Kecamatan Krayan,” terangnya, Jumat (16/12).

Saat ini, Pertamina Patra Niaga memiliki beberapa fasilitas penyaluran yang berada di wilayah Kaltara. “Kami memiliki Fuel Terminal Tarakan dan satu unit Depot Pengisian Pesawat Udara di Bandara Juwata,” sebutnya.

Selain komitmen penyaluran energi, Pertamina Patra Niaga juga berkomitmen dalam pengoptimalan kontribusi daerah. Berupa Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).

“PBBKB merupakan salah satu kontribusi Pertamina, sebagai upaya membantu pemerintah daerah. Untuk wilayah Kaltara, hingga Oktober 2022 Pertamina Patra Niaga telah menyetorkan PBBKB senilai Rp 172 miliar. Jumlah tersebut naik 55 persen dari bulan yang sama di Oktober 2021 sebesar Rp 111 miliar,” ungkapnya.

Sementara itu, Nisa salah seorang warga Desa Liang Tuer, Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan mengaku, biasanya membeli BBM jenis Pertalite untuk di SPBU dengan harga Rp 10.000 per liter. Sedangkan untuk harga eceran, lebih tinggi bisa mencapai Rp 25 ribu-Rp 30 ribu.

“Sebenarnya untuk pembelian tidak dibatasi. Tapi SPBU hanya menjual BBM untuk Pertalite ini tiga hari seminggu. Di hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Kalau Solar di hari Senin, Rabu sama Jumat. Sedangkan Minggu SPBU tutup,” ucap Nisa yang juga guru di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Krayan.

Mesti tidak ada pembatasan, ia berharap pemerintah bisa lebih memperhatian Krayan sebagai daerah perbatasan. “Kami tahu kalau harganya sama dengan di daerah lain. Padahal akses ke sini hanya bisa lewat udara sama seperti bahan bakarnya. Tapi, harapan kami, ya SPBU ini bisa jual Pertalite setiap hari untuk penuhi kebutuhan warga Krayan,” harapnya.

Keinginan yang sama juga disampaikan Kepala Desa Liang Tuer, J Dikson. Menurutnya, meskipun harga sama dengan daerah lain. Ia berharap ada kebijakan khusus dari pemerintah, untuk menurunkan harga BBM di daerah perbatasan.

“Permasalahannya karena pendapatan masyarakat kami ini sangat sulit. Kami ada sekitar 50 Kepala Keluarga di Desa Liang Tuer, ini daerah pedalaman dekat perbatasan, hanya bisa angkutan udara. Tak hanya kebutuhan bahan bakar saja yang diperlukan. Sementara harga barang lain seperti sembako juga mahal sekali,” keluhnya. (sas/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X