TARAKAN - Jelang Natal dan Tahun Baru 2023, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memulai pengawasan, melalui Satuan Tugas (Satgas) pengamanan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas elpiji per 15 Desember lalu.
Satgas nantinya akan bekerja hingga 8 Januari 2023. “Tugas utama kami ada di Balikpapan. Untuk di wilayah Kaltara terutama Tarakan, ada di Terminal Depot atau di Terminal BBM,” jelas Area Manager Communication & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicandra, Minggu (18/12).
Khusus di Tarakan, penyaluran harian BBM dengan jenis Solar, Pertalite dan elpiji. Ia meyakini, ada lonjakan permintaan Solar sebanyak 1-2 persen.
“Untuk Pertalite dari angka penyaluran per hari mencapai 340 kiloliter (KL) ada kemungkinan naik sekitar 5 persen jelang Nataru (Natal dan Tahun Baru) nanti,” tuturnya.
Gas elpiji juga nantinya akan mengalami peningkatan penyaluran sebanyak 5 persen. Diketahui dalam per harinya, pihaknya menyuplai 10 ribu tabung gas elpiji. Tak hanya itu, bahan bakar Avtur untuk pesawat udara, pun mengalami kenaikan sekitar 11 persen. Dari 26 KL per hari menjadi 29 KL untuk wilayah Kaltara.
“Kemungkinan menyambut Natal itu memang pergerakan pesawat udara di Kaltara sangat dominan. Sehingga kami perkirakan ada kenaikan kebutuhan Avtur untuk bahan bakar pesawat sekitar 11 persen,” ungkapnya.
Terkait kendala penyaluran BBM yang melalui jalur laut, memang tergantung faktor cuaca. Namun pihaknya akan melakukan emergency supply atau suplai darurat.
“Kami punya emergency supply juga sudah kami buat. Jadi nantinya ada cuaca buruk dan lain sebagainya melalui pola emergensi itulah kita coba menyalurkan kebutuhan BBM dan LPG ke masyarakat,” imbuhnya.
Disinggung penyaluran BBM ke Krayan Kabupaten Nunukan, pihaknya sudah menyiapkan 2 ritase perusahaan dengan menggunakan pesawat udara. Bahkan per harinya, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menyalurkan 3.000-6.000 liter BBM jenis Solar dan Pertalite.
“Kalau menggunakan pesawat udara, cost terbesar bahan bakar pesawatnya. Tapi karena ada program BBM satu harga, cost tersebut ditanggung pemerintah dan Pertamina. Kami juga memastikan, jika sampai Krayan harganya sama dengan di SPBU. Karena sangat tergantung dengan pesawat, maaf kalau pelayanan kami tidak maksimal dan pasokan terhambat,” bebernya.
Menanggapi adanya peningkatan kebutuhan BBM dan LPG di Kaltara, lanjut Arya, akan terus memastikan kuota dan stok selalu terpenuhi. Dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah dan masyarakat. (sas/uno)