TANJUNG SELOR - Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) di Kaltara masih belum bisa optimal.
Berdasarkan catatan Kantor Wilayah (Kanwil) Direktor Jenderal (Dirjen) Perbendaharaan (DJPb) Kaltara, pendapatan di Wilayah Kaltara mengalami peningkatan Rp 1.190,65 miliar atau 65,77 persen. Kepala Bidang PPA II Kanwil DJPb Kaltara Adi Widyanda menerangkan, untuk belanja Kementerian/Lembaga mengalami penurunan cukup signifikan Rp 303,46 miliar atau -9,64 persen.
Di mana penyumbang terbesar, yakni adanya penurunan belanja modal akibat kendala mobilisasi peralatan dan bahan baku. Untuk belanja barang, terkendala Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang dan Jasa (SDM PBJ) yang terbatas.
“Untuk belanja bansos (Bantuan Sosial), akibat penurunan pagu TKDD (Tranfer ke Daerah dan Dana Desa) mengalami peningkatan Rp 331,92 miliar atau 5,23 persen. Disebabkan kenaikan dalam komponen DBH (Dana Bagi Hasil). Sebagai akibat kenaikan harga komoditas dunia,” ungkapnya, Senin (26/12).
Di sisi lain, mengenai realisasi APBN Regional sampai 30 November 2022, tercatat pendapatan Rp 3 triliun dan belanja Rp 9,52 triliun. Sehingga mengalami defisit Rp 6,52 triliun. Hingga akhir November 2022, terdapat sisa pagu Rp 795 miliar yang berpotensi direalisasikan pada Desember 2022.
Satuan Kerja (Satker) menyusun proyeksi dan rencana riil, penarikan dana pada akhir tahun sesuai PER-8/PB/2022. “Untuk pemda, diminta mengalokasikan anggaran melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) fisik. Dalam upaya penurunan stunting dan Dana Desa, untuk kegiatan menjaga ketahanan pangan daerah,” harapnya.
Data pravelensi stunting di Kaltara tahun 2022, mengalami perbaikan signifikan. Mengingat pada tahun 2020 dan 2021, menduduki tingkat pravelensi stunting tertinggi di Indonesia. Pada periode November 2022, pertumbuhan ekonomi di Kaltara Triwulan III tumbuh 5,39 persen, inflasi November 5,24 persen, Neraca Perdagangan Oktober surplus USD 231,47 juta.
Di mana untuk ekspor USD 258,38 juta dan impor USD 26,91 juta. Terhadap NTP (Nilai Tukar Petani) sebesar 110,29 atau naik 1,25 persen dan NTN (Nilai Tukar Nelayan) 105,71 atau naik 0,13 persen. (fai/uno)