Diduga Terjadi Kecurangan saat Pengisian BBM

- Jumat, 30 Desember 2022 | 05:18 WIB
DIKELUHKAN: Pelayanan di SPBU Ladang dikeluhkan masyarakat atas dugaan operator SPBU yang mengisi BBM tidak dari angka nol.
DIKELUHKAN: Pelayanan di SPBU Ladang dikeluhkan masyarakat atas dugaan operator SPBU yang mengisi BBM tidak dari angka nol.

TARAKAN - Pengendara roda dua mengeluhkan dugaan kecurangan pengisian bahan bakar minyak (BBM) oleh oknum petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Ladang di Jalan Halmahera, Kelurahan Pamusian, Tarakan Tengah.

Rata-rata modus kecurangan petugas SPBU, tidak memperlihatkan angka pengisian di dispenser. “Jadi saya itu pernah beli Pertalite Rp 40 ribu. Tapi petugasnya langsung mengisi BBM tanpa kasih tahu, mulai dari nol. Saat saya sibuk menutup jok sepeda motor, saya lihat pengisian masih Rp 35 ribu. Tiba-tiba saja petugas SPBU langsung memencet nozel dan nilai pengisian di dispenser itu menjadi Rp 0 kembali,” ucap Hartono warga Kelurahan Karang Anyar, Kamis (29/12).

Karena tidak ada pengendara lain yang melihat, ia saat itu membiarkan dan tidak mengkonfirmasi ulang terkait ulah petugas SPBU. Setelah meninggalkan SPBU, pria berusia 38 tahun itu bercerita kepada rekannya atas kecurangan tersebut. Parahnya rekannya turut menjadi korban di SPBU yang sama.

“Minggu lalu saya isi Pertalite di sana. Petugas SPBU itu laki-laki dengan ciri-ciri rambut tipis. Dia itu sangat meresahkan. Teman saya saja ditipu, saat beli BBM. Kami harap petugas SPBU itu diberhentikan saja. Kalau bisa polisi usut tuntas,” keluhnya.

Hal senada diungkapkan Muhammad Ridwan (26) warga Kelurahan Sebengkok. Awalnya ia mengisi BBM Rp 30 ribu. Namun ia menduga, meteran di dalam dispenser sudah dalam keadaan Rp 10 ribu. Jadi pengisian BBM yang dilakukan petugas SPBU mulai dari Rp 10 ribu, bukan dari Rp 0.

“Makanya saya heran, kok cepat betul dia mengisi BBM. Memang saya tidak melihat meterannya di angka berapa. Biasanya kalau saya isi Rp 30 ribu, lebih dari setengah tangkilah terisi BBM. Ini malah tidak sampai setengah. Saya mau protes tidak bisa. Karena kalau mau ambil bukti atau merekam petugas yang nakal kan, penggunaan handphone tidak diperbolehkan di SPBU,” ungkapnya.

Namun ia berharap ada efek jera dari petugas maupun pemilik SPBU. Mesti tidak disanksi dari Pertamina atau kepolisian. Setidaknya petugas SPBU bisa kena sanksi sosial.

“Saya sudah melihat banyak masyarakat yang mengeluhkan di medsos. Itu juga sanksi. Jangan sampai petugas SPBU meraup uang haram dari yang bukan miliknya. Kasihan masyarakat,” pesannya.

Saat dikonfirmasi, Direktur SPBU Ladang Mikel Saputra mengakui, petugas SPBU yang dimaksud sudah mengakui perbuatannya. Petugas mengaku telah lalai dalam melaksanakan pekerjaannya. Bahkan operator nozel SPBU sempat akan mengganti uang kepada pengendara yang dirugikan.

“Benar memang ada kelalaian. Tindakan dari kami lebih memperhatikan lagi tugas operator. Jangan sampai ada kesalahan begini lagi. Soalnya kan merugikan orang banyak,” katanya.

Jika operator nozel masih melakukan hal yang sama, pihaknya siap memberhentikan karyawannya. Adapun dua oknum petugas SPBU yang disebutkan saat ini masih bekerja seperti biasa.

“Kalau diulangi lagi, saya akan berhentikan mereka. Susah juga kalau saya awasi setiap detik. Makanya mereka jangan-jangan cari waktu juga. Faktor sengaja diduga juga ada. Sebelum ada isu di medsos, memang saya tidak tahu,” tuturnya. (sas/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X