TARAKAN - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan mencatat perubahan cuaca yang terjadi di sepanjang 2022 lalu. Suhu udara rata-rata pada 2022 berkisar 27,4 derajat Celcius dan memiliki suhu udara minimum 22,5 derajat Celcius, terjadi pada 29 Maret 2022.
Kepala BMKG Tarakan Muhammad Sulam Khilmi mengatakan, pada awal 2022 suhu yang dirasakan cenderung dingin. Sedangkan suhu maksimum berkisar 34,6 derajat Celcius yang terjadi pada 30 Oktober 2022. Adapun untuk kelembapan udara sebesar 47,2 persen.
Kelembapan udara ini disinyalir dapat menjadi penentu cuaca di suatu daerah. Khilmi menegaskan, semakin tinggi nilai kelembapan semakin besar potensi terjadi hujan.
“Kalau curah hujan itu sering kami sampaikan, nilainya 117,6 milimeter terjadi pada 10 Desember 2022. Ini sesuai prediksi di November dan Desember, di Kaltara terjadi puncak hujan. Ini intensitasnya sangat lebat,” jelasnya, Jumat (30/12) lalu.
Untuk curah hujan 10 hari atau Dasarian sebanyak 279,7 milimeter. Angka ini merupakan rekapan terbesar pada Dasarian bulanan yang terjadi di Dasarian I Desember 2022.
Sementara untuk curah hujan maksimum bulanan, terjadi pada Desember dengan perkiraan curah hujan sebesar 544,1 milimeter. Ia menyebut, total curah hujan sepanjang berjalannya tahun 2022 yakni 4.050,6 milimeter. Sementara untuk kejadian guntur, kilat maupun petir, terdengar sebanyak 95 kali.
“Kecepatan angin juga terjadi pada Juli 2022, mencapai 22 kilometer per jam. Sedangkan gempa bumi sebanyak 2 kali dengan 3,4 SR episentrum nya di Bulungan itu Februari. Yang kedua pada April dengan 3,4 SR pusatnya di Tarakan,” sebutnya.
Perkiraan cuaca dalam waktu sepekan ke depan, diprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kaltara.
“Di prakiraan kita pada 30 Desember 2022 sampai 5 Januari 2023, sepekan ke depan masih didominasi hujan ringan dengan intensitas sedang hingga lebat. Dapat terjadi di sore, malam dan dini hari. Makanya, kami mengimbau agar masyarakat dapat waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem. Serta dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin di wilayah Kaltara,” pesannya. (sas/uno)
