GREEN Airport yang merupakan hasil kerja sama dengan Kanada, masih dalam proses pembahasan bersama. Dua negara, yakni Indonesia dan Kanada, pada tahun 2022 lalu telah menjalin kerja sama.
Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mendapat kesempatan dengan adanya investasi asing. Di mana direncanakan akan dibangun Green Airport di Kaltara. Dikonfirmasi hal itu, Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang mengatakan, Pemprov Kaltara masih berkoordinasi dengan Kanada. Apalagi, MoU itu sudah dilakukan sejak tahun 2022 lalu.
Program kerja sama antara Pemprov Kaltara dengan Kanada, memiliki nilai investasi USD 200 juta atau Rp 3 triliun. Tentu hal tersebut menjadi salah satu peluang Kaltara mengembangkan Green Airport.
“Sejak November 2022 lalu, kita sudah menjalin kerja sama dengan Negara Kanada. Ini masih terus berproses dan memang butuh waktu,” jelasnya, Kamis (2/2).
Berdasarkan informasi yang diterima Gubernur, tim dari Kanada akan datang ke Kaltara. Tim itu akan melakukan sejumlah kegiatan. Seperti lakukan pertemuan dengan Pemprov Kaltara hingga meninjau ke lapangan.
“Dijadwalkan pada April mendatang. Tapi jadwal itu masih tentatif,” ujarnya.
Di sisi lain, direncanakan Pemprov Kaltara akan melakukan pembangunan bandara baru. Akan tetapi, ia tidak menyebutkan secara detail lokasi bandara tersebut. Sebab, menurutnya ada beberapa titik yang akan ditinjau.
“Yang jelas di Kaltara. Nanti menunggu tinjauan ke lapangan dulu. Setelah itu baru ditentukan titik lokasinya,” ungkap Zainal.
Jika kerja sama itu terwujud dengan investasi Rp 3 triliun, untuk mengembangkan bandara yang sudah ada di Kaltara. Maka lima bandara di Kaltara akan mengusung konsep Green Airport. Namun, opsi lainnya hanya beberapa bandara yang dipilih untuk dikembangkan menjadi Green Airport. (fai/uno)