DENGAN berkunjungnya Presiden RI Joko Widodo untuk melakukan groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang di Kabupaten Malinau, akan membuka babak baru bagi perkembangan Kaltara ke depan.
Wakil Gubernur Kaltara Yansen Tipa Padan menjelaskan, dengan dilakukannya groundbreaking PLTA Mentarang, maka Provinsi Kaltara akan tumbuh berkembang di masa depan. Apalagi, terdapat sejumlah proyek besar lainnya, seperti Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning-Mangkupadi, Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan.
“Jadi KIHI itu tengah berjalan pembangunannya. Tidak lama lagi, akan beroperasi, dan itu akan ditopang oleh PLTA listriknya. Malinau memiliki cadangan air yang besar. Ini harus dimanfaatkan untuk energi baru terbarukan,” jelasnya, Selasa (28/2).
PLTA Mentarang seharusnya dilakukan groundbreaking pada 2020 lalu. Dikarenakan ada pandemi Covid-19, maka dimundurkan waktunya. Hingga 2022 yang direncanakan kembali mundur dengan beberapa pertimbangan.
“Jadi tahun ini baru bisa dilakukan groundbreaking dan yang lebih baik lagi, ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN),” ungkapnya.
Masyarakat Kaltara harus memahami ini. Sebab cepat atau lambat, akan tiba saatnya Kaltara semakin berkembang. Seperti PLTA Sungai Kayan, lebih dahulu dilakukan groundbreking. Meskipun prosesnya jauh lebih lama. Bahkan sejak 2011 silam mulai prosesnya.
Dalam kurun waktu 12 tahun progresnya belum terlihat. Maka dari itu, dengan dilakukannya groundbreaking PLTA Mentarang, dapat memacu kegiatan mega proyek di Kaltara untuk digenjot.
“Saat ini dengan adanya PLTA Mentarang tidak akan ada keraguan terhadap pembangunan KIHI,” imbuhnya.
Ke depan, akan terjadi banyak hal. Adanya lompatan ekonomi dan perubahan sosial. Kaltara tidak boleh jadi penonton di daerah sendiri. Perlu disiapkan sejak dini. Apalagi, adanya perubahan menggunakan energi terbarukan. “Kita akan jadi penonton saja, jika kapasitas kecakapan keterampilan tidak ada,” tuturnya. (fai/uno)
