TARAKAN - Untuk mendongkrak perekonomian dan pertumbuhan wisata di Tarakan, Badan Layanan Umum (BLU) Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Juwata Tarakan sudah menghubungi maskapai Air Asia.
Maskapai luar negeri dengan jumlah pesawat yang banyak beroperasi di seluruh dunia, diharap mampu beroperasi di Bandara Internasional Juwata Tarakan. “Sesudah Covid-19 ini banyak masalahnya. Seperti Garuda Indonesia, Lion Grup dan Sriwijaya Air sudah habis diambil. Pada waktu itu tarifnya luar biasa,” jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BLU Kantor UPBU Juwata Tarakan Dodi Dharma Cahyadi, Rabu (1/3).
Diharapkan, jika banyak maskapai di Tarakan, tidak terjadi monopoli. Sehingga bisa menekan tarif tiket pesawat yang tidak melebihi tarif batas atas dan bawah.
“Kalau dimonopoli bisa tinggi terus sampai tarif batas atas. Jadi mau tidak mau harus ikut. Jadi dengan adanya maskapai yang banyak masuk ke sini, itu bisa bersaing,” ujarnya.
Sambil menunggu proses negosiasi kepada maskapai Lion Air, Pemerintah Kota (Pemkot) juga memaksimalkan program yang bisa mendongkrak wisatawan masuk ke Tarakan. Hal lainnya, investor juga bisa meramaikan Tarakan.
Ia mengharapkan, minimal ada event atau kegiatan dalam setiap bulannya. Sehingga bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD) untuk Pemkot Tarakan. Saat ini maskapai yang beroperasi di Bandara Internasional Juwata Tarakan ada dari Lion Group dan Garuda Group. Ada juga pesawat perintis dan angkutan kargo. “Sekarang sudah ada pesawat kargo avtur pengangkut BBM. Dengan tujuan di antaranya Long Apung dan Long Bawang,” sebutnya.
Dodi menegaskan, bandara di seluruh Indonesia membutuhkan maskapai. Sehingga koordinasi bersama Pemkot Tarakan dengan Kementerian Perhubungan harus dimaksimalkan. Pihaknya siap mendampingi Pemkot Tarakan bersama-sama mencari jalan keluar untuk memenuhi maskapai.
“Padahal sekarang penerbangan sudah dibuka semua. Kami sebagai fasilitator saja,” imbuhnya. (sas/uno)