Dua Kota Penyumbang IHK Kaltara

- Minggu, 5 Maret 2023 | 06:28 WIB
INFLASI: Komoditas cabai rawit membuat rendahnya tekanan inflasi yang terjadi di dua kota di Kaltara, yakni Kota Tarakan dan Tanjung Selor.
INFLASI: Komoditas cabai rawit membuat rendahnya tekanan inflasi yang terjadi di dua kota di Kaltara, yakni Kota Tarakan dan Tanjung Selor.

TARAKAN - Inflasi gabungan 2 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kaltara pada Februari 2023, tercatat sebesar 0,12 persen (mtm). Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan pada Januari 2023 sebesar 0,25 persen.

Capaian tersebut juga lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 0,16 persen mtm. Dua kota penyumbang IHK Kaltara yaitu Kota Tarakan dan Tanjung Selor. Masing-masing tercatat mengalami inflasi 0,09 persen mtm dan 0,25 persen.

Rendahnya tekanan inflasi, pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau terutama disebabkan oleh komoditas aneka sayur. Seperti sawi hijau dan tomat, serta cabai rawit. Kondisi tersebut seiring dengan kondisi cuaca pada Februari 2023 yang lebih baik dari periode sebelumnya. Sehingga produktivitas panen mengalami peningkatan.

“Berlanjutnya penurunan harga cabai rawit juga sejalan dengan sinergi dan kolaborasi TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) se-Provinsi Kaltara melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan gerakan penanaman cabai. Sehingga meningkatkan ketersediaan pasokan dan kestabilan harga,” terang Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Wahyu Indra Sukma, Jumat (3/3).

Turunnya tekanan inflasi pada Februari 2023 tertahan oleh komoditas angkutan udara. Seiring dengan berkurangnya beberapa rute penerbangan dan permintaan penerbangan pada awal tahun. Sehingga maskapai mengurangi jumlah penerbangannya, sebagai upaya efisiensi operasional maskapai.

Sementara itu, naiknya harga beras turut menahan penurunan tekanan inflasi. Seiring dengan pemenuhan pasokan nasional yang belum optimal. Sejalan dengan itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga menjadi faktor penahan menurunnya tekanan inflasi. Dengan mengalami peningkatan tekanan inflasi sebesar 0,36 persen mtm.

“Tekanan inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan komoditas emas perhiasan dengan andil Inflasi 0,05 persen mtm. Sejalan dengan meningkatnya emas global,” ujarnya.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi gabungan 2 kota IHK Provinsi Kaltara secara tahunan tercatat mengalami peningkatan tekanan inflasi menjadi 4,64 persen yoy. Dari sebelumnya 4,51 persen yoy. Inflasi Kaltara tersebut jauh lebih rendah, jika dibandingkan inflasi nasional 5,47 persen yoy.

“Terjaganya tingkat inflasi gabungan ini sejalan dengan gencarnya upaya pengendalian inflasi yang dijalankan TPID di Kaltara maupun tingkat kabupaten kota. Ini bentuk sinergitas antara BI, pemerintah daerah, instansi vertikal, dan pelaku usaha di Kaltara. Antara lain operasi pasar murah, pemantauan harga, sidak pasar yang terbukti mampu meredam tekanan inflasi pada tahun 2022. Akan dilanjutkan untuk mengendalikan inflasi tahun ini,” ungkapnya.

Pihaknya berkomitmen akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan mitra strategis. Untuk mendorong inovasi, dalam menjaga kestabilan harga. Sehingga mendukung daya beli masyarakat dan turut mendorong pemulihan ekonomi. (sas/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X