Petani Kaltara Alami Surplus Daya Beli

- Selasa, 7 Maret 2023 | 14:30 WIB
SEKTOR PERTANIAN: Peningkatan NTP pada Februari lalu dipengaruhi subsektor pertanian berupa tanaman hortikultura yang naik 3,28 persen.
SEKTOR PERTANIAN: Peningkatan NTP pada Februari lalu dipengaruhi subsektor pertanian berupa tanaman hortikultura yang naik 3,28 persen.

TANJUNG SELOR - Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 kabupaten di Kalimantan Utara (Kaltara) pada Februari 2023, NTP (Nilai Tukar Petani) Kaltara naik 0,87 persen. Jika dibandingkan NTP Januari 2023, dari 112,50 menjadi 113,47.

Artinya, petani mengalami surplus/peningkatan daya beli. Dikarenakan harga yang diterima mengalami peningkatan yang lebih cepat, daripada harga yang dibayar terhadap tahun dasar.

Kepala Badan Pusat Statik (BPS) Kaltara Mas'ud Rifai mengatakan, peningkatan NTP Februari lalu dipengaruhi meningkatnya tiga NTP di subsektor pertanian. Meliputi Tanaman Hortikultura naik 3,28 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,99 persen, dan Peternakan naik 0,78 persen. Namun, untuk subsektor tanaman pangan dan perikanan mengalami penurunan NTP.

NTP per subsektor Provinsi Kaltara Februari lalu, rinciannya Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 98,40, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 105,21. Kemudian Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 177,15. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 105,40 dan Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) sebesar 104,46.

“Untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kaltara pada Februari lalu 114,68 atau naik 0,46 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya,” terangnya, Senin (6/3).

Pada Februari 2023 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Kalimantan Utara sebesar -0,06 persen. Disebabkan oleh penurunan indeks pada makanan, minuman dan tembakau -0,09 persen. Selain itu, dari indeks harga yang Diterima Petani (It) dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani.

Pada Februari lalu, It naik 0,93 persen dibanding It Januari 2023. Dari 124,04 menjadi 125,19, menunjukkan bahwa tingkat harga produksi pertanian pada Februari 2023 mengalami peningkatan secara rata-rata 25,19 persen terhadap produk yang sama pada tahun dasar (2018=100). 

“Peningkatan It pada Februari 2023 disebabkan naiknya It subsektor hortikultura, perkebunan, dan peternakan,” ungkapnya.

Selain itu, melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan. Khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Februari 2023, Ib Provinsi Kalimantan Utara naik sebesar 0,06 persen bila dibanding Ib Januari 2023, yaitu dari 110,26 menjadi 110,33. “Peningkatan Ib terjadi karena IKRT turun -0,06 persen, sedangkan IBPPBM naik 0,47 persen. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor pertanian kecuali subsektor hortikultura,” tuturnya. (fai/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X