TANJUNG SELOR - Penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara dalam membangun Kaltara.
Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat daring juga mengatakan, daerah dan pusat melakukan koordinasi untuk mengidentifikasi permasalahan stunting dan kemiskinan di masing-masing kabupaten/kota.
Gubernur Zainal Arifin Paliwang menjelaskan, angka prevelensi stunting di Kaltara alami penurunan. Sebelumnya, pada tahun 2021 lalu sebesar 27,5 persen menjadi 22,1 persen di tahun 2022. Artinya, ada penurunan 5,4 persen.
Kemudian, untuk tingkat kemiskinan ekstrem tahun 2022 turun 0,23 persen dari 0,86 persen pada tahun 2021 lalu. Angka kemiskinan ekstrem di Provinsi Kaltara lebih rendah dibandingkan secara nasional.
Indeks Gini Ratio mengalami penurunan dari 0,285 persen menjadi 0,27 persen. Artinya, tingkat pemerataan pendapatan masyarakat cenderung lebih baik. “Angka ini juga dipengaruhi oleh mayoritas penduduk yang bekerja pada sektor padat karya,” jelasnya, Selasa (7/3).
Dari data yang ada, menunjukkan keseriusan Pemprov Kaltara dalam upaya penghapusan kemiskinan dan merupakan hasil kolaborasi multi pihak. Baik Pemerintah Pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan lembaga-lembaga non pemerintah.
“Penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Kaltara membuat provinsi ke-34 ini optimis dapat mencapai target nasional pada tahun 2024. Yakni 0 persen kemiskinan dan 14 persen prevelensi stunting,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kaltara Agust Suwandy menyebutkan, stunting Kaltara di angka 22,1 persen. Sebarannya di Kabupaten Tana Tidung (30,7 persen), Nunukan (30,5 persen), Malinau (23,5 persen), Bulungan (18,9 persen) dan Kota Tarakan (15,4 persen).
SSGI 2022 memberikan gambaran status gizi balita, yakni stunting, wasting, underweight, overweight dan determinannya. “Itu meliputi indikator intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif menggunakan metode two stage stratified sampling secara potong lintang (cross-sectional),” ujarnya. (fai/uno)