TARAKAN - Kementerian Perdagangan bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kaltara dan Kota Tarakan, lakukan pemantauan ketersediaan minyak goreng.
Pemantauan ini menindaklanjuti Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1531 tahun 2022 tentang Penetapan Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Domestic Market Obligation) dan Harga Penjualan di Dalam Negeri (Domestic Price Obligation) Crude Palm Oil (CPO) dan Minyak Goreng.
Selain itu, menegaskan Surat Edaran Nomor 03 Tahun 2023 tentang Pedoman Penjualan Minyak Goreng Rakyat. “Dalam forum rapat koordinasi sebelumnya, pada prinsipnya Bulog siap membantu pemerintah daerah. Dalam memantapkan program pemerintah, terkait penyediaan minyak goreng hingga ke tangan konsumen sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) oleh pemerintah,” jelas Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Denny Soemardjan Latuconsina, Selasa (7/3).
Menindaklanjuti hasil rapat, pihaknya langsung memantau ketersediaan minyak goreng di salah satu distributor D1 dan D2 di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat. Koordinasi yang ditemukan, antara distributor dengan Disdagkop UKM Tarakan sudah berjalan.
“Hasil tinjauan ini, kami melihat kondisi gudang yang sudah cukup layak sebagai distributor. Kemudian PO (bentuk kontrak antara pengguna dengan pemasok barang dalam pelaksanaan pengadaan barang, Red) sudah sesuai jumlah pasokan yang harus didistribusikan di Tarakan,” tegasnya.
Berdasarkan komunikasi dengan distributor, minyak goreng terus dipesan secara berkelanjutan, meski ketersediaan masih ada. Sehingga meminimalisir kelangkaan minyak goreng di Tarakan.
“Pemantauan di satu distributor lain, hasilnya juga sama. Hasil koordinasi bersama distributor dan dinas ini disampaikan ke kami yang terintegrasi,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang distributor minyak goreng, Effendhi Yance mengaku sudah memahami jalur pendistribusian minyak goreng. Bahkan pihaknya, setiap hari melaporkan ketersediaan minyak goreng ke Disdagkop UKM Tarakan.
Ia mengaku, distribusi dengan permintaan minyak goreng hingga ke pelanggan masih seimbang. Namun pada akhir Februari lalu, sempat menerima minyak goreng sebanyak 4 kontainer.
“Saat saya kirim ke pelanggan sempat ditolak dan beralasan gudang sudah penuh. Bisa disimpulkan, stok di Tarakan masih aman. Pak Presiden yang berkunjung ke Pasar Tenguyun lalu juga memastikan stok aman,” tuturnya.(sas/uno)