TANJUNG SELOR - Pengiriman barang ke luar negeri atau ekspor melalui pelabuhan di Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami penurunan. Hal ini berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara.
Penurunan ekspor pada Januari 2023 sebesar 4,02 persen dibanding Desember 2022 lalu. Di mana pada 2022 itu mencapai USD 271,14 juta menjadi USD 260,25 juta. Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai menjelaskan, seluruh komoditas ekspor melalui pelabuhan di Kaltara pada Januari lalu mayoritas merupakan komoditas barang non migas.
Pada sektor nilai ekspor non migas periode Januari mencapai USD 260,25 juta atau naik 346,5 persen. Jika dibandingkan periode Januari tahun 2022 lalu. “Ekspor yang terjadi pada Januari lalu sangat menurun, dibandingkan dengan Desember 2022. Faktornya, kurang ekspor kelompok non migas. Seperti hasil tambang hanya 10,09 persen,” terangnya, Minggu (12/3) lalu.
Selain hasil tambang yang menurun sektor, lanjut dia, sektor pertanian pun mengalami hal serupa. Terjadi penurunan 17,47 persen. Tetapi, berbeda dengan hasil industri, malah mengalami peningkatan 73,46 persen.
“Untuk arus ekspor pelabuhan alami peningkatan 48,2 persen. Sangat berbanding terbalik dengan kondisi pada Desember 2022 mencapai USD 168,13 juta,” sebutnya.
Pada sektor hasil tambang mengalami peningkatan ekspor 45,21 persen atau menjadi USD 224,89 juta. Selanjutnya, hasil industri mengalami peningkatan menjadi USD 4,03 juta atau naik 38.374,63 persen. Disusul sektor hasil pertanian yang melakukan ekspor USD 20,26 juta, mengalami peningkatan 52,99 persen. (*/ika/uno)
