TARAKAN - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di wilayah Kaltara dan Tarakan, gencar melakukan kegiatan operasi produksi.

Selain itu terus meningkatkan produksi migas. “Kami mencari sumber cadangan baru. Karena yang namanya energi fosil minyak dan gas bumi terus diproduksi. Namun tidak ditemukan cadangan baru, maka akan habis,” terang Kepala SKK Migas Kalsul Azhari Idris, Rabu (15/3).

Maka dari itu, pihaknya sedang melakukan kegiatan eksplorasi dan pengeboran kembali sumur migas, untuk meningkatkan produksi. Menurutnya, potensi migas di Tarakan cukup baik. Sebab, produksi eksplorasi migas sudah dilakukan cukup lama.

“Ada seribuan lebih sumur yang ditinggalkan oleh Belanda di Tarakan. Sekarang Pertamina EP hanya mengoperasikan sekitar 200 sumur. Karena ada beberapa kendala sosial di tengah masyarakat dan sudah menduduki daerah ini. Sehingga kami tidak bisa masuk,” jelasnya.

Namun demikian, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemkot Tarakan. Bertujuan untuk mengambil kembali migas dari sumur yang sudah ditinggalkan. Sehingga bisa mengimbangi pertumbuhan ekonomi di Tarakan sebanyak 6 persen.

“Apalagi Presiden RI sudah seringkali ke Kaltara. Artinya, ada peran besar daerah ini menjadi pertumbuhan industri yang akan datang. Industri itu perlu energi,” tegasnya.

Saat ini, pihaknya juga menyuplai energi listrik melalui pembangkit tenaga listrik. Di Tarakan seringkali kekurangan listrik sebesar 8 megawatt (MW) saat jam sibuk di malam hari. Sehingga ada kekhawatiran jika ketersediaan listrik tidak cukup.

“Tahun sebelumnya, cuma 600 barel per hari (Barrel of Oil Per Day/BOPD). Waktu itu sudah dibor 2 sumur dan mendapat produksi yang cukup bagus. Sehingga produksinya sekarang di atas 1.000 barel per hari. Kita bisa bayangkan kalau ada sumur tambahan, produksinya akan bertambah lagi,” tuturnya. (sas/uno)