TANJUNG SELOR - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan belum menunjukkan progres yang jelas.
Bahkan, relokasi terhadap dua desa, yakni Long Lejuh dan Long Pelban pun belum terealisasi. Padahal direncanakan akan dilakukan peledakan di lokasi pembangunan. Pelaksanaan peledakan tersebut pun berdampak terhadap dua desa tersebut.
Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang akan mempertanyakan persoalan itu pada pihak PT Kayan Hydro Energy (KHE). Sebab sampai saat ini, belum ada kejelasan. Terutama untuk relokasi 2 desa yang nantinya bakal ditenggelamkan. Apalagi, masyarakat dua desa itu meminta kejelasan.
“Saya akan memanggil PT KHE untuk menanyakan perihal itu dan meminta penjelasan. Terkait ketidakpastian relokasi masyarakat di dua desa yang terdampak,” tegasnya, Minggu (19/3).
Menurut Gubernur, lokasi yang menjadi tujuan relokasi harus lebih layak dibandingkan sebelumnya. Apapun bangunan yang ada seperti rumah ibadah, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan fasilitas umum lainnya hingga infrastruktur harus dibangunkan di tempat yang baru.
“Saya minta perusahaan bisa mengatur di tempat lebih layak dan lebih baik. Kemudian bangunan rumah yang lebih layak dan bagus dari pada yang ada sekarang,” harapnya.
Sebelum pembangunan PLTA terlaksana, lokasi dan perumahan masyarakat serta seluruh fasilitas yang ada dari Desa Long Lejuh dan Long Peleban harus siap. Harus menjadi prioritaskan dulu relokasi yang terdampak. “Sebelum membangun PLTA. Secepatnya akan kita panggil perusahaannya,” tutur Zainal. (fai/uno)