TARAKAN - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltara minta ketegasan PLN Tarakan terkait pemadaman listrik bergilir. Namun pasokan gas PLN UPD Tarakan tidak mencukupi, sehingga saat ini masih dilakukan pemadaman listrik bergilir.
“Kami kan tahunya ada pemadaman jangka panjang. Sehingga akan memengaruhi cost industri,” ujar Ketua DPP Apindo Kaltara Peter Setiawan, Rabu (29/3).
Namun pihaknya sudah memahami kendala yang dialami PLN UPDK Tarakan. Harapan bersama, sebelum Idulfitri sudah tidak ada lagi pemadaman listrik. Sementara itu, Manager PLN UPDK Tarakan Marihot Oktavianus Hutapea mengaku, segi kesiapan daya mesin sudah disiapkan. Namun pembangkit listrik berbahan bakar gas hanya mampu menyuplai sebanyak 80 persen.
“Gas ini disuplai dari Pertamina EP Bunyu dan Medco Energy. Kondisi 50 persen hingga 80 persen pembangkit berbahan bakar gas, sebenarnya sudah ready operasi. Namun dari suplai gas terkendala,” tegasnya.
Untuk menyikapi gangguan gas, pihaknya masih mengoperasikan 2 unit kompresor yang sedang beroperasi. Sebenarnya ada 4 unit kompresor. Namun 2 unit kompresor sedang mengalami gangguan.
“Existing normalnya 3 yang beroperasi, 1 backup. Jadi suplai yang tadinya sebesar 6,3 MW sampai 7 MW, tiba-tiba turun menjadi 4 MW. Jadi kurang,” ungkapnya.
Pihaknya kekurangan pasokan gas 10 mega watt (MW). Namun akan ada 3 MW yang segera dipasok dan sisanya 7 MW dipasok sebelum Idulfitri. Untuk menyikapi kurangnya pasokan gas, pihaknya menyiapkan pembangkit listrik berbahan bakar solar dari tenaga diesel.
“Nanti cost solar akan dibayar oleh pemerintah. Jadi kami siapkan nanti 10 MW,” imbuhnya. Pihaknya juga akan menjajaki pasokan dari perusahaan lain. Agar nantinya bisa menyuplai bahan bakar dari PLTD. (sas/uno)