TANJUNG SELOR - Pembangunan pelabuhan Feri di Desa Bebatu, Kabupaten Tana Tidung (KTT), masih berproses. Sejak beberapa bulan ini masih melaksanakan studi kelayakan atau feasibility study (FS).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara Andi Nasuha menuturkan, sejumlah perencanaan pembangunan pelabuhan di Kaltara sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Khusus untuk rencana pembangunan pelabuhan Feri di Bebatu, ada beberapa yang masih menjadi kendala.
“Saat ini, proses studi kelayakan belum selesai. Tim masih berada di lapangan melakukan studi itu,” ujar Andi Nasuha, Kamis (30/3).
Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi fokus dalam studi tersebut. Di samping persoalan lokasi yang memadai, juga lahan yang hingga kini terus dikoordinasikan Pemprov Kaltara.
“Hambatannya soal status lahan. Apalagi Pemkab Tana Tidung belum serahkan ke provinsi. Mengingat statusnya itu merupakan Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK), perlu duduk bersama membahas ini,” ungkapnya.
Diupayakan tahun ini sudah ada penyerahan kewenangan dari Pemkab Tana Tidung ke Pemprov Kaltara. Sehingga bisa dikerjakan untuk pembangunannya. Pihaknya juga berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Pemerintah Pusat untuk pembangunan.
“Anggaran dan masterplan menunggu hasil dari studi kelayakan. Setelah ini, kita juga harus melakukan serah terima kewenangan dan alih status lahan,” jelasnya.
Pemprov Kaltara mengusulkan lokasi pelabuhan Feri di Bebatu ke Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Bahkan Pemkab Tana Tidung, sebelumnya sudah melakukan komunikasi dengan Pemprov Kaltara. Dengan telah menyiapkan lahan seluas 3 hektare, di lokasi yang rencananya dibangun pelabuhan Feri.
“Ini yang masih terus dikoordinasikan. Pembangunan nantinya akan dilaksanakan oleh pusat. Daerah, hanya mengusulkan ke BPTD,” imbuhnya.
Pelabuhan itu akan menjadi pelabuhan terpadu. Proses hibah lahan dari masyarakat ke Pemkab tanah Tidung telah berjalan. Dishub Kaltara, menunggu penetapan lahan menjadi area pengunaan lain atau APL. (fai/uno)